Mundur dari Stafsus & Masih Terima Proyek Rp5,6 T, Belva Mau Enaknya Saja

Belva Devara yang mundur dari staf khusus namun masih terima bagian proyek Rp5,6 triliun untuk perusahaan ruangguru di tengah pandemi corona menunjukkan alumni pascasarjana Universitas Harvard Amerika Serikat mau enaknya saja.

“Dapat proyek saat jadi stafsus, mundur setelah dikritik. Namun perusahaan Belva masih mendapat proyek Rp5,6 triliun. Itu artinya Belva mau enaknya saja,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (22/4/2020).

Menurut Muslim, ruangguru dapat proyek Rp5,6 triliun karena posisinya sebagai stafsus khusus milenial Presiden Jokowi. “Ada pengakuan dari beberapa orang yang ikut rapat, tim ruangguru selalu mengenalkan dari staf khusus presiden untuk membantu pemerintah di tengah pandemi covid untuk program kartu prakerja,” ungkapnya.

Kata Muslim, penunjukkan ruangguru dalam proyek Rp5,6 triliun tidak jelas kriterianya. “Padahal materi yang disampaikan ruangguru ada di YouTube gratis. Ini justru mau diproyek sama ruangguru maupun perusahaan lain yang terlibat dalam proyek kartu prakerja,” jelas Muslim.

Ia meminta, proyek kartu prakerja dihapus diganti dengan bantuan langsung yang bisa diterima masyarakat. “Prakerja ini belum tentu mendapat pekerjaan dan hanya latihan,” jelas Muslim.

Staf Khusus Presiden, Adamas Belva Syah Devara mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya, Selasa (21/4). Informasi tersebut mulanya disampaikan Belva melalui akun instagram pribadinya, @belvadevara dan juga surat terbuka kepada publik.

Belva yang juga CEO ruangguru tersebut mengaku telah membuat surat pengunduran dirinya sejak 15 April 2020, dan disampaikan kepada Jokowi dua hari kemudian.

“Telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020.

Dalam unggahan mengenai pengunduran dirinya tersebut, Belva juga merespons polemik soal keterkaitan usahanya sebagai mitra kerja dalam program Jokowi, Kartu Prakerja.

“Seperti yang telah dijelaskan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan,” tegas Belva.

Namun demikian, Belva menegaskan, keputusan dirinya untuk mundur dari stafsus Jokowi guna menghindari persepsi publik mengenai program tersebut dan keterlibatannya sebagai stafsus Jokowi.

“Yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19,” ujar Belva.