Lion Air Group Melibas Garuda Indonesia

Lion Air Group (IST)

Perusahaan maskapai penerbangan swasta Lion Air Group mengalami pertumbuhan yang sangat cepat bahkan bisa melibas Garuda Indonesia milik pemerintah

Maskapai yang didirikan Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana ini memilki holding yang diberi nama Lion Air Group dengan 5 perusahaan masing-masing mengisi pangsa pasar. Kelima perusahaan itu, Lion Air, Batik Air, Wings Air, Thai Lion dan Malindo Air (Batik Malaysia).

Lion Air dengan pangsa pasar kelas menengah memiliki armada 110 pesawat (Boeing dan Airbus), Batik Air 33 pesawat (Boeing dan Airbus) serta Wing Air 48 pesawat (ATR).

Lion Air Group juga menyiapkan bandara sendiri di wilayah Maja, Banten dengan luas 4000 hektar dengan standar internasional. Pihak Lion mengklaim luasnya dua kali lipat Bandara Soekarno-Hatta.

Untuk pangsa pasar wilayah Timur, Lion Air Group sudah menguasai pasar melalui Wings Air dengan pesawat ATR.

Sejak maskapai pemerintah Merpati bangkrut, Wings Air menjadi pilihan warga kawasan Timur maupun daerah lainnya.

Pada 2011, Lion Air melakukan perjanjian pembelian pesawat Boeing sejumlah 230 unit. Adapu jenisnya B-737 generasi terbaru, yang terdiri atas 201 unit B-737 MAX, 29 B737-900ER, dan mendapatkan hak pembelian tambahan 150 unit B-737 yang belum dirinci variannya.

Total pembelian 230 pesawat B-737 tersebut mencapai 21,7 miliar dollar AS (sekitar Rp195,2 triliun), yang merupakan pesanan pesawat terbesar dalam sejarah Boeing, baik dalam jumlah total pesawat maupun nilai dollarnya.

Baca juga:  Wahyu Kenzo Crazy Rich Surabaya Founder ATG Ditangkap Polisi

Penandatangan kerja sama antara kedua perusahaan ini disaksikan langsung oleh Presiden AS waktu itu Barack Obama.

Pada akhir 2013, Lion Air akhirnya memesan 234 pesawat A320 dari Airbus. Satu pesawat A320 ini dihargai US$ 100 juta per satu unit.

Rusdi bersama rombongan terbang ke Toulouse, Prancis, untuk melakukan penandatanganan kerjasama sekaligus seremoni pengiriman pesawat Airbus pertama.

Penandatanganan perjanjian jual beli itu dilakukan di Istana Elyse dan disaksikan oleh Hollande. Disebut-sebut nilainya mencapai 18,4 miliar Euro atau Rp 230 triliun.

Lion Air juga memesan 40 unit pesawat turboprop ATR buatan Italia dan Prancis senilai US$ 1 miliar (Rp 12 triliun) pada akhir 2014. Ini merupakan pembelian tambahan dari 60 unit yang telah dipesan operator Lion Air itu pada tahun 2008 lalu.

Penandatanganan pembelian pesawat-pesawat ATR, yang merupakan joint venture antara perusahaan Finmeccanica-Alenia Aermacchi dan Airbus Group tersebut dilakukan di Roma, Italia.

Penandatanganan kontrak antara ATR dan Lion Air tersebut dilaksanakan di bertempat di kantor kabinet pemerintah Italia. Seremoni itu disaksikan Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi dan CEO Finmeccanica Mauro Moretti.

Garuda Indonesia Rugi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diperkirakan menutup kinerja bisnis 2017 dengan kerugian mencapai US$219,58 juta atau setara Rp2,96 triliun (dengan asumsi kurs rupiah Rp13.500 per dolar AS).

Baca juga:  RSUD dr Soegiri Lamongan Miliki 31 Mesin Hemodialisa

Estimasi ini muncul lantaran kerugian maskapai nasional itu sekitar US$222,04 juta atau setara Rp2,99 triliun secara tahun kalender (year to date/ytd)sepanjang Januari-September 2017.

Di sisi lain, perhitungan sementara, perusahaan pelat merah ini mampu mengantongi laba sebesar US$2,46 juta atau setara Rp33,21 miliar di kuartal IV 2017.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diperkirakan menutup kinerja bisnis 2017 dengan kerugian mencapai US$219,58 juta atau setara Rp2,96 triliun (dengan asumsi kurs rupiah Rp13.500 per dolar AS).

Estimasi ini muncul lantaran kerugian maskapai nasional itu sekitar US$222,04 juta atau setara Rp2,99 triliun secara tahun kalender (year to date/ytd)sepanjang Januari-September 2017.

Di sisi lain, perhitungan sementara, perusahaan pelat merah ini mampu mengantongi laba sebesar US$2,46 juta atau setara Rp33,21 miliar di kuartal IV 2017.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Iman Satriyono berharap, total kerugian perusahaan masih bisa ditekan bila seluruh hasil audit keuangan telah dirampungkan.

“Kuartal IV 2017 belum bisa diumumkan, perhitungan masih berjalan. Tapi kami melihat improve-nya (perbaikan) besar. Kami berharap pengurangan (beban kerugian) yang cukup signifikan selama semester II, sehingga lost (kerugian) bisa kami tekan,” ujar Helmi di konferensi pers di kawasan Thamrin, Selasa (23/1).