Waduh, Ternyata Air Mineral Berasa Air Kelapa, Sangat Berbahaya

Ilustrasi - kompas
Ilustrasi – kompas

Bahan PLASTIK yg didaur ulang dapat menghasilkan zatzat kimia, salah satunya asetaldehida yg mampu mengeluarkan rasa menyerupai buah.

Pernahkah Anda mendapati air mineral dalam kemasan botol yg baru saja dibeli memiliki rasa saat diminum? Meski rasabya samar, apakah rasa itu menyerupai air kelapa?

Jika iya, waspadalah! Bila rasa itu ada, kuat dugaan botol yg dipakai sebagai kemasannya merupakan produk daur ulang.

“Plastik yg didaur ulang dapat menghasilkan zatzat kimia, salah satunya asetaldehida yg mampu mengeluarkan rasa menyerupai buah,” jelas Johan A Nasiri, Principal Engineer Sentra Teknologi Polimer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), seperti kami kutip dari tribunnews, Sabtu (9/4/2016).

Rasa yg tercecap lidah dari air mineral yg dikemas dalam botol hasil daur ulang, sebut Johan, berkisar lain menyerupai air kelapa. Sayangnya, jelas ia, rasa yg hanya samar tercecap membuat tak banyak pihak menyadarinya.

“Terlebih lagi, banyak (oknum) penjual yg mengatakan bahwa ada rasa air kelapa menandakan kualitas airnya baik,” tambah Johan.

Meski demikian, harap Johan, konsumen harus lebih berhatihati. “Cara mendeteksinya seperti tadi, ada atau tidak rasa air kelapa,” sebut ia.

Repotnya, tambah Johan, bila isi kemasan botol tersebut bukan air mineral, melainkan minuman yg memang memiliki rasa, apalagi rasa buah. “(Akan) susah dideteksi,” jelas ia.

Apa itu asetaldehida?

Senyawa alami asetaldehida terdapat dalam buahbuahan dan kopi yg sudah matang. Dalam pengolahan plastik, papar Johan, senyawa kimia tersebut tercipta karena degradasi termal polimer, seperti saat daur ulang.

Syuhada, Manajer Pengujian Sentra Teknologi Polimer BPPT , menambahkan, kemungkinan besar, ada sisa asetaldehida yg tertangkap pada saat pengisian air ke dalam kemasan botol produk daur ulang.

“Produk konsumsi seharusnya tidak boleh memakai kemasan daur ulang,” ucap Syuhada. Menurut ia, asetaldehida ialah salah satu senyawa berbahaya bila dikonsumsi, apalagi dalam jangka jam lama.

Dampak mengonsumsi asetaldehida dalam jangka jam lama berkisar lain ialah iritasi pada kulit, mata, selaput lendir, tenggorokan, dan saluran pernapasan. Biasanya, ada juga gejala mual, muntah, dan sakit kepala.