Tokoh Malari 74 Bongkar Ambisi Kepentingan Rahasia Ahok jadi Gubernur DKI

Hariman. ©2014 Merdeka.com/Repro buku Hariman & Malari
Hariman. ©2014 Merdeka.com/Repro buku Hariman & Malari

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hanya mengejar kekuasaan tanpa mempunyai ideologi yang jelas dalam membangun bangsa.

“Ahok jadi anggota partai PIB (Partai Indonesia Barunya) nya almarhum Dr. Syahrir (Ciil), lalu jadi Bupati Belitung. Baru setahun, mau jadi gubernur Bangka Belitung. Keluar dari PIB loncat ke Golkar, lalu menang nyaleg jadi anggota DPR. Lalu ada pemilihan Gubernur Jakarta, keluar dari Golkar,” ungkap aktivis Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari) Hariman Siregar.

Kata Hariman setelah menjadi Gubernur DKI Jakarta Ahok keluar dari Gerindra padahal partai besutan Prabowo Subianto yang membawanya ke Jakarta mendampingi Jokowi di Pilkada DKI 2012.

“Jadi wakil Jokowi sebagai calon dari Gerindra dan PDIP. Lalu Jokowi kepilih jadi presiden. Eh, sekarang mau nyalon sendiri dari independen,” papar Harimar.

Hariman mengatakan, Ahok tidak punya tujuan mengabdi kepada rakyat tetapi mengejar kekuasaan.“Nilai sendiri deh kalo dia teriak-teriak mau ngabdi. Jelas-jelas cari jabatan. Sekarang kampanye pakai cerita silat lah apalagi lah. Buntut-buntutnya beli partai juga untuk jadi gubernur lagi. Kalo mau ngabdi ya kerja aja, rakyat kan bisa menilai,” papar Harimar.

Mantan tahanan politik era Presiden Soeharto ini mengutarakan, selama ini Ahok tidak mengerjakan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. “Tapi tak ada yang dikerjakan, Sejak diangkat gubernur kerjanya nggak ada. Kecuali hanya ngumpulin KTP doang. Sekarang eh, ternyata mau nyalon gubernur lagi. Nggak pantes,” pungkas Hariman.