Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid hanya mencari proyek terorisme dengan menuduh TKI yang bekerja di Suriah berafiliasi dengan ISIS.
“Kalau sampai TKI di Suriah dituding bergabung dengan ISIS, Nusron Wahid keterlaluan. Ia menuding tanpa bukti dan hanya cari proyek terorisme sebagaimana pengalaman saat jadi Ketum GP Ansor,” kata pengamat politik Sahirul Alem kepada suaranasional, Kamis (21/1).
Kata Alem, Nusron harusnya tidak memberikan pernyataan seperti itu karena akan menyulitkan TKI yang berada di Suriah. “Kasihan para TKI yang berada di Suriah. Walaupun negaranya masih perang, mereka masih bekerja dan uangnya dikirim untuk keluarganya di Indonesia,” papar Alem.
Sebelumnya Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengakui bahwa ada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Suriah yang bergabung dengan gerakan radikal Islamic State (IS), atau sering disebut juga ISIS, meskipun diprediksi jumlahnya tidak banyak.
“Sejak tahun 2012, sudah tidak ada TKI yang berangkat ke Suriah. Tetapi faktanya membuktikan masih banyak TKI kita yang ada di Suriah dan tidak dipungkiri ada satu atau dua yang kebetulan bekerja kepada majikannya yang ikut atau jadi simpatisan ataupun jadi aktivis ISIS yang kemudian mereka menjadi ikut pada kelompok itu, tidak terpungkiri,” kata Nusron di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (15/1).
Namun pernyataan Nusron itu langsung dibantah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus di Suriah.
“Lucu Cak Nusron Wahid ini. Mana ada TKI Suriah yang condong ke ISIS?” kata Pejabat Protokol Konsuler sekaligus Pejabat Penerangan Sosial Budaya, A.M. Sidqi, melalui pesan pendekĀ Kamis, (21/1).
Sidqi mengatakan pihaknya memiliki program pengajian setiap hari. Sebagai kepala shelter KBRI Damaskus pun, ia mengajar di kelas bahasa Arab/Inggris serta program lainnya. “Saya pastikan tidak ada yang condong ke ISIS di shelter kami,” ujarnya.