Istana Sebut ISIS Tunggangi Demo Tolak Omnibus Law, Pengamat: Islam Dijadikan Kambing Hitam


Istana menjadikan Islam sebagai kambing hitam atas penyebutan ISIS menunggangi demo penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja.



“Pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menyebut ISIS menunggangi demo penolakan Omnibus Law mengisyaratkan Islam akan dijadikan kambing hitam,” kata pengamat politik dan sosial Muhammad Yunus Hanis kepada suaranasional, Senin (19/10/2020).





Menurut Yunus, pendukung Jokowi melalui buzzer sudah menyebut kadal gurun atau kadrun yang menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. “Narasi yang dibangun, penolak UU Omnibus Law Cipta Kerja merupakan kelompok radikal yang terkait dengan ISIS,” ungkapnya.



Ali Mochtar Ngabalin meminta mewaspadai paham radikal yang bisa membuat Indonesia tercabik-cabik. Dia menyebut kelompok berpaham radikal sedang bergentayangan dengan mengatasnamakan penolakan omnibus law UU Cipta Kerja.



Hal ini disampaikan Ngabalin lewat akun media sosial (medsos) Instagram-nya, @ngabalin. Dia meminta masyarakat mewaspadai kelompok berpaham radikal.



“Jum’at, penuh berkah. Belajar dari kegagalan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, maka jangan biarkan INDONESIA kita dihancurkan dan tercabik-cabik dengan paham RADIKAL ISIS, HIZBU TAHRIR aliran yang menolak PANCASILA & DEMOKRASI, KAUM TAKFIRI (yang mengkafir-kafirkan) KAUM INTOLERAN,” kata Ngabalin dalam keterangan di postingannya, Jumat (16/10/2020).



“Mereka semua sedang bergentayangan atas nama penolakan UU Cipta Kerja (Wajah Baru Regulasi Indonesia) Waspada jangan lengah! POLRI kita sedang bekerja, berikan penguatan dengan doa dari kita semua. #SampahDemokrasi,” sambungnya.