Pasca Presidential Threshold 20 %, Mantan Relawan: Posisi Jokowi Makin Lemah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Posisi Joko Widodo (Jokowi) makin melemah untuk Pilpres 2019 setelah penetapan presididential threshold 20 persen di UU Pemilu.

“Justru Jokowi sebagai incumbent atau petahana mengecilkan peluang untuk dirinya bahkan berpotensi menutup peluangnya sebagai calon presiden tahun 2019,” kata mantan Relawan Jokowi, Ferdinand Hutahean kepada suaranasional, Selasa (25/7).

Kata Ferdinand, Syarat bagi Jokowi berat untuk tetap bisa maju dengan peluang menang 2019 nanti jika kinerjanya terus anjlok, ekonomi memburuk, proyek-proyeknya mangkrak, penegakan hukum tidak jelas, politik gaduh dan elektabilitasnya terus merosot.

“Kira-kira partai politik mana yang akan nekad bunuh diri mencalonkan seorang calon presiden dengan elektabilitas rendah dan acceptabilitas di tengah publik hancur?” kata Ferdinand.

Ferdinand mengatakan, tidak akan ada, kecuali partai politik yang tidak punya kemandirian dalam berpolitik atau partai politik yang tersandera banyak masalah atau kasus yang masih mencalonkan JOkowi sebagai capres dengan fakta kinerja mantan Wali Kota Solo itu buruk dan selalu memunculkan kegaduhan politik.

Ia mengatakan, Kondisi elektabilitas Jokowi saat ini bila melihat hasil lembaga-lembaga survei terus merosot hanya dalam waktu singkat yaitu sekitar 2 tahun memerintah.
“Tercatat angka elektabilitas Jokowi bertengger di angka 30 an persen terjun bebas dari persentase perolehan suara saat pilpres 2014 lalu yang dimenangi Jokowi sebesar 53,15%. Hanya dalam 3 tahun elektabilitas tersebut tergerus 20% lebih,” ungkap Ferdinand.

Bila melihat kondisi bangsa saat ini, dan melihat kinerja pemerintah yang tak kunjung mampu mengelola negara, Ferdinand memprediksi elektabilitas Jokowi akan terus terjun bebas dan mungki hanya akan tersisa di angka 15% an akhir tahun 2018.

“Ekonomi tidak kunjung membaik, merosot dan patahnya Rakyat yang terus dibebani untuk menanggung operasional pencitraan pemerintah dengan memunguti pajak secara serampangan dan mencabuti subsidi untuk rakyat,” ungkap Ferdinand.

Semua dialihkan untuk infrastruktur yang entah dimana dan kapan selesainya, karena hingga memasuki tahun ke 3 Jokowi masih sibuk dengan peresmian Proyek peninggalan SBY.

Menurut Ferdinand, berbagai polling yamg dilakukan oleh netizen juga menunjukkan betapa hancurnya elektabilitas Jokowi saat ini. Bahkan ada netizen yang sedikit aneh membuat polling Jokowi dihadapkan dengan tiang listrik dan Jokowi dihadapkan dengan kotak kosong, keduanya tetap Jokowi kalah dengan angka yang sangat jauh.

“Ada juga polling yang menempatkan Jokowi berpasangan dengan tokoh-tokoh yang namanya sedang naik daun seperti Gatot Nurmantyo, Puan Maharani, Tuan Guru Bajang Gub NTB, semua hasilnya menempatkan Jokowi kalah dengan persentase yang cukup jauh selisihnya. Tentu ini indikator bahwa Jokowi terancam 2019 nanti,” pungkas Ferdinand.