Dipanggil Prabowo, Nadhirsyah Hosen: Ormas Islam Dinilai Hanya Jadi Corong Kekuasaan

Akademisi dan cendekiawan Muslim, Nadirsyah Hosen, melontarkan kritik tajam terkait langkah Presiden Prabowo Subianto yang memanggil pimpinan ormas Islam untuk menenangkan gejolak sosial belakangan ini. Menurutnya, suara ormas Islam besar kini tak lagi berdampak besar karena publik menilai mereka terlalu dekat dengan pemerintah.

“Publik sudah lama melihat ormas-ormas besar ini bukan sekadar pilar masyarakat, tapi bagian dari pemerintah. Maka suara mereka terdengar lebih seperti corong kekuasaan, bukan gema keresahan rakyat,” ujar Nadirsyah, Senin (1/9/2025).

Ia menilai pemerintah salah membaca situasi. Kerusuhan, penjarahan, hingga kekerasan di jalan bukan dilakukan massa terafiliasi ormas Islam. Karena itu, memanggil ormas Islam untuk menenangkan rakyat hanya akan memposisikan ulama sebagai “pemadam kebakaran” tanpa menyentuh akar masalah.

Baca juga:  MetroTV Fitnah Ulama Santun Buya Yahya Terkait Aksi 112!

“Agama semestinya menjadi energi moral untuk perubahan. Kehadiran ulama penting untuk legitimasi, tapi jarang menyentuh akar masalah. Seharusnya sampaikan juga bahwa kami sudah ingatkan aspirasi umat pada Presiden soal rakyat yang kena PHK, biaya hidup mencekik, arogansi, korupsi merajalela, keadilan menjauh,” tegasnya.

Nadirsyah juga mengingatkan bahwa jargon NKRI Harga Mati tak boleh menjadi slogan kosong. “Membela tanah air berarti membela perut, suara, dan harapan rakyat. Jika pemerintah tak lagi menjaga amanat, ulama harus berani mengingatkan akar masalah, bukan sekadar jadi alat penenang suasana,” ujarnya.

Baca juga:  Perlawanan atas Kriminalisai Ulama Gulung Rezim Hoax

Menutup pesannya, ia mengutip peringatan Imam al-Ghazali:
“Kerusakan rakyat disebabkan oleh kerusakan penguasa, dan kerusakan penguasa disebabkan oleh kerusakan ulama. Seandainya tidak ada hakim dan ulama yang buruk, niscaya kerusakan penguasa berkurang karena takut terhadap penolakan ulama.”

“Yang ditunggu rakyat bukan khutbah pereda luka, tapi seruan yang berani menyingkap sumber derita,” tandas Nadirsyah.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News