Dalam momen bersejarah antara Indonesia dan Uni Eropa, Presiden RI Prabowo Subianto secara langsung bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussels, Belgia. Pertemuan tersebut menghasilkan pengumuman penting: Warga Negara Indonesia (WNI) kini akan mendapatkan Visa Schengen Multi Entry untuk kunjungan kedua dan seterusnya ke negara-negara Eropa.
Kebijakan ini memungkinkan WNI untuk menikmati mobilitas yang lebih fleksibel dan konektivitas yang lebih cepat antarwarga, terutama dalam konteks kerja sama lintas kawasan yang semakin terbuka.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyambut baik keputusan tersebut. “Ini adalah langkah strategis untuk membangun peradaban kolaboratif. Kita bicara tentang masa depan yang lebih terbuka, di mana masyarakat Indonesia dapat menjalin kerja sama lebih luas di bidang ekonomi, teknologi, pendidikan, hingga budaya,” ujarnya.
Kebijakan visa ini hadir seiring dengan berjalannya Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang menjadi tonggak baru dalam hubungan ekonomi kedua belah pihak. Perjanjian ini membuka potensi besar bagi peningkatan ekspor produk Indonesia ke pasar Eropa, serta memperluas kolaborasi investasi dan pertukaran tenaga kerja profesional.
Mardani, yang juga anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, mengingatkan pentingnya kesiapan internal. “Indonesia harus segera sigap memanfaatkan peluang ini dengan membangun ekosistem dukungan di dalam negeri, baik dari sisi kesiapan pelaku usaha, UMKM, sektor pariwisata, maupun pemanfaatan konektivitas antar masyarakat yang lebih erat,” jelasnya.
BKSAP DPR RI pun mendorong seluruh elemen bangsa – mulai dari pelaku usaha, profesional muda, komunitas diaspora, sektor pendidikan, hingga generasi muda – untuk aktif menyambut momentum ini. Menurut Mardani, era kolaborasi lintas kawasan bukan lagi wacana, melainkan telah menjadi kenyataan yang harus direspon dengan kesiapan, inovasi, dan daya saing global.
Dengan adanya fasilitas visa Schengen Multi Entry, Indonesia tidak hanya diuntungkan secara diplomatik, tetapi juga memiliki peluang lebih besar dalam membangun jejaring internasional yang inklusif dan saling menguatkan.