Marhaban Ya Ramadhan, Marhaban Ya Syahrul Jihad

Oleh: Memet Hakim, Pengamat Sosial, Wanhat APIB & APP TNI

Setelah Syahrul Haram yakni Empat Bulan Mulia dalam Islam yang “dilarang berperang bagi umat muslim” kecuali jika diserang atau mempertahan diri yakni Muharram, Rajab, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah, tibalah kita pada bulan Ramadhan di mana peperangan penting di dalam Islam berlangsung.

Di antara berbagai predikat bulan Ramadhan ada “Syahrul Jihad” bulan perjuangan. Satu bulan penuh ditempa dan diuji dalam arena perjuangan baik melawan hawa nafsu mengatasi gangguan shaum, maupun perjuangan mengembangkan dan menegakkan agama. Berjuang untuk mengangkat harkat dan derajat umat ke arah yang lebih terhormat. Syari’at yang dijalankan dan dijunjung tinggi (Rizal Fadilah, 2024).

Sejarah mencatat perang yang terjadi di bulan suci Ramadhan selalu diakhiri dengan kemenangan, di antaranya perang Badar melawan musyrikin Makkah, Perang Khandaq yang dilakukan dengan taktik membuat parit untuk melindungi Madinah, Perang Tabuk yakni perang antara tentara Muslim dan pasukan Bizantium atau Romawi Timur tersebut. Perang Pembebasasan Palestina yakni berhasil merebut kembali kota suci al Quds dari tentara salib. Perang Penaklukan Nubia yakni perang melawan pasukan kerajaan Nubia di Mesir Selatan. Perang Zallaqah yakni Perang yang terjadi di Portugal, dan berhasil menguasai seluruh Spanyol serta menyelamatkan umat Islam.

Perang ‘Ain Jalut yakni perang lawan bangsa Mongol yang telah membunuh lebih dari sejuta rakyat bangsa yang dikalahkan. Perang Yakhliz yakni melawan pasukan kekaisaran Rusia di Rusia. Perebutan Sunda Kelapa yang sekarang kita kenal sebagai kota Jakarta dari penjajahan Portugis.

Peristiwa ini kemudian dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta.
Di Bulan Ramadhan ini Palestina yang sedang berperang melawan penjajah Israel tentu akan meningkatkan intensitasnya untuk mengalahkan Israel. Semua faksi di Palestina telah bersatu berperang dengan Israel, pilihannya Merdeka atau dijajah, perang antara Hidup dan Mati.

Perang Nir Militer Nir Militer di Indonesia sedang berlangsung antara Rakyat Indonesia melawan rejim Istana yang didukung oleh Oligarki, diperkirakan akan meningkatkan aksi2nya juga, beberapa tuntutan yang sedang diperjuangkan adalah Hak Angket atas Kecurangan Pilpres, Makdzulkan Jokowi, Diskualifikasi pasangan 02, Seruan Pembangkangan, dll,dll. Kelompok-kelompok perlawanan rakyat sudah muncul di berbagai daerah, kampus dan komunitas, mereka kerap melakukan aksi di Jakarta dan di daerahnya masing-masing.

Pilpres 2024 ini memang aneh, yang berkompetisi ada 3 calon, tapia da pihak istana yakni “Jokowi dkk sibuk ikut memenangkan pasangan 02, karena anaknya yang cacat moral ikut jadi cawapres di 02”. Wasit dan penjaga garis gikerahkan untuk telah ikut bermain, sehingga hasil pilpres ini diragukan letigimasinya.

Sebenarnya capres 02 yang telah 3 x nyapres tidak bermasalah dan tidak dipermalahkan, Tetapi tatkala membiarkan dirinya sosok yang dinilai banyak orang sebagai satria yang telah dijadikan alat oleh Jokowi untuk mengantarkan anaknya menjadi presiden selanjutnya itulah yang dipermasalahkan. Ini yang membuat banyak pertanyaan dan membuat tidak percaya pada integritasnya. Terlebih saat memerima pangkat kehormatan Bintang 4 dari sosok yang dikenal berijazah palsu, alumnus UGM paling memalukan, The King of Lip Service, Presiden gagal dan berbagai gelar tukang bohong lainnya.

Diperkirakan titik puncak aksi akan bersangsung sekitar tanggal 20 Maret 2024 yakni sebelum dan setelah pengumuman hasil pilpres KPU. Banyak Pihak yang menilai KPU telah melakukan kecurangan baik dari kontestan no 02 maupun pihak lain non partai ingin melihat apakah KPU setelah banyak dikritik dan dilaporkan secara resmi ke Bawaslu akan tetap mempertahankan kecurangan ini atau tidak.

Celakanya jika KPU tetap melakukan kecurangan dan pihak 02 lolos, maka pihak 01 & 03 tentu tidak akan diamm karena dicurangi. Sebaliknya jika 02 di kalahkan tenti tidak akan diam juga. Sangat mungkin ada perpecahan di dalam persatuan bangsa Indonesia. Jika hal itu terjadi hanya Jokowi dan pihak oligarki yang tertawa menang. Mereka telah berhasil memecah belah bangsa Indonesia.

Kembali ke bulan Ramadhan, saatnya bagi umat Islam berpuasa, memperbanyak sedekah, beramal dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, tetapi saatnya juga meningkatkan perjuangan melawan kebathilan dan kedzaliman. Besok tanggal 11 Maret bulan Ramadhan datang, ada juga yang menghitung tanggal 12 Maret, tapi tidak masalah dengan perbedaan cara menghitung tersebut.

Selamat datang bulan Ramadhan, selamat datang bulan yang penuh berkah, selamat datang bulan perjuangan bagi umat Islam.