Anies Baswedan di Mata Seorang Guru

Oleh: Rokhmat Widodo (Guru di SMK Hidayatullah Kudus, Relawan MU Perubahan Kudus)

Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan tidak bisa dilepaskan dengan guru. Bapak dan Ibu Anies Baswedan seorang pendidik di Universitas. Rasyid Baswedan, ayah Anies merupakan dosen di Universitas Islam Indonesia (UII). Aliyah, ibu Anies dosen di IKIP (Universitas Negeri Yogyakarta atau UNY) bahkan menyandang gelar profesor.

Dari lingkungan keluarga, Anies sudah terbiasa dengan buku, diskusi dan pendidikan. Bahkan kakek Anies, AR Baswedan seorang diplomat ulung dan pahlawan nasional. Dalam catatan sejarah AR Baswedan pernah ke Mesir agar Indonesia mendapat pengakkuan de jure dan de facto setelah Kemerdekaan 1945.

Darah pejuang dari sang kakek juga mengalir di tubuh Anies. Sejak sekolah mulai dari SD sampai Universitas, jiwa kepemimpinan Anies paling menonjol.

Bagi saya seoraang guru, gebrakan Anies yang cukup revolusioner dalam pendidikan yaitu Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) yang berdiri 2010.

GIM merupakan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil dan kurang berkembang. Tujuan utamanya adalah mengirimkan lulusan terbaik untuk mengajar di sekolah-sekolah yang membutuhkan bantuan, sehingga memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di berbagai wilayah.

Seleksi menjadi guru di GIM sangat ketat dan pendaftarnya tidak sedikit lulusan pasca sarjana dari universitas luar negeri ternama. Padahal mereka yang lolos di tempatkan di pelosok nusantara.

Sejak berdiri, Gerakan Indonesia Mengajar telah menjadi salah satu upaya terkemuka di Indonesia dalam mengatasi kesenjangan pendidikan dan memberikan peluang pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Program ini melibatkan para sukarelawan, khususnya lulusan perguruan tinggi, yang bersedia mengabdikan waktu dan pengetahuan mereka untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

GIM terus beroperasi dan berkembang seiring waktu, melibatkan banyak pihak, termasuk masyarakat sipil, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah. Gerakan ini menjadi simbol penting dalam upaya menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan di Indonesia.

GIM menjadi salah satu upaya konkret untuk mengatasi tantangan pendidikan di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang masih memerlukan perhatian lebih dalam hal pendidikan.

Bagi para guru, sebuah harapan yang cernah, Anies yang berpengalaman di bidang pendidikan menjadi Presiden Indonesia.

Anies perlu memikirkan kesejahteraan para guru khususnya honorer dan dipermudah menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Para guru perlu juga ditingkatkan dalam pendidikan misalnya diikutkan dalam berbagai kursus maupun pelatihan. Bahkan juga didorong untuk melanjutkan sekolah sampai strata tiga (S3).

Semoga Anies menjadi Presiden Indonesia dan guru Indonesia sejahtera. Amiin.