Calon wakil presiden nomer urut satu Muhaimin Iskandar kembali membuat sensasi. Dalam kampanye pasangan capres AMIN di Bekasi baru-baru ini, Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin menyempatkan diri berkampanye di hadapan para guru ngaji. Kepada para guru ngaji yang hadir, Cak Imin berceramah tentang pentingnya pembangunan jiwa dan akhlaq oleh para guru ngaji.
“Ini lucu sekaligus ironi, seorang Muhaimin Iskandar menceramahi guru ngaji soal akhlaq” ujar aktivis reformasi 1998 Sulaiman Haikal kepada wartawan, Rabu (20/12). Menurut Haikal, Cak Imin merupakan seorang figur politik yang tidak layak dijadikan suri tauladan dalam pembangunan akhlaq bangsa khususnya kaum muda. Apa lagi berceramah soal akhlaq di hadapan para guru ngaji, sangat tidak sesuai.
Karir dan sepak terjang politik Cak imin nyatanya dipenuhi kontroversi dan skandal. “Saya yakin publik tidak bisa mengidentifikasi apa sih karya besar, prestasi, dan sumbangsih nyata Cak Imin kepada bangsa ini selain joke-joke tak lucu dan langkah-langkah kontroversinya,” sambung Haikal yang memimpin organisasi mahasiswa PIJAR Indonesia di masa perjuangan reformasi ini.
Terkait aspek Akhlaq, Sulaiman Haikal mempersilakan rakyat menilai cawapresnya Anies Baswedan ini. Sudah menjadi pengetahuan umum Muhaimin Iskandar menjungkalkan mantan presiden KH. Abdurrahman Wahid, pamannya sendiri sekaligus tokoh yang membesarkannya dan memberi kepercayaan penuh kepada Cak Imin di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Cak Imin pun terkait dengan skandal korupsi proyek Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang melibatkan PT Alam Jaya Papua. Kasus suap tahun 2011 saat Cak Imin menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini, menjadi kasus ikonik yang dikenal publik sebagai kasus ‘kardus durian / kardus duren’.
Keterlibatan Muhaimin Iskandar disinggung KPK dalam perkara ini. KPK Sebut Cak Imin turut serta di kasus ‘Kardus Durian’ sebagaimana disampaikan Tim Biro Hukum KPK Iskandar Marwanto dalam persidangan di PN Jaksel bulan April lalu saat menanggapi gugatan praperadilan yang diajukan MAKI.
Karena itu Haikal menilai cawapres nomer urut satu Muhaimin Iskandar pasangan Anies Baswedan ini sangat tidak layak bicara mengenai akhlaq. Haikal yakin publik tidak akan dengan mudah terkecoh oleh retorika cawapres Muhaimin Iskandar dan akan selalu ingat rekam jejaknya. “Sisi positif yang bisa diambil dari ceramah itu barangkali hanya kenyataan bahwa Muhaimin sedang bicara, sedang berdialog dengan dirinya sendiri mengenai pentingnya memiliki akhlaq,” tutup Haikal.