Luhut sudah Tumbang, Jokowi Bakal segera Tumbang

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Akhirnya foto kondisi terakhir Luhut beredar luas di media sosial. Wajah pucat, pipi tembem, rambut memutih, badan terlihat lebih gemuk (pengaruh obat?) dan berdirinya harus ditopang orang lain.

Jika diamati secara sepintas, penyakit Luhut hampir tidak mungkin kembali seperti semula. Apalagi jika harus kerja keras dan banyak berfikir, pasti akan ambruk lagi. Bisa jadi Luhut harus istirahat total.

Mundurnya Luhut dari kabinet dan orang dekat Jokowi, dipastikan akan makin melemahkan kekuatan Jokowi. Selain Luhut dipercaya Jokowi dengan sekitar 30 jabatan, Luhut boleh dibilang jadi “penasehat utama” Jokowi. Luhut saat ini sudah tidak berdaya.

Jika hari-hari kemarin kita sangat benci dan murka atas perilaku Luhut yang selalu “mengancam” rakyat, tapi saat ini dengan melihat kondisi tubuhnya yang seperti itu, apa yang akan terucap dari mulut kita : “kasihan”, “syukurin”, “mampus kau”, atau “semoga segera sehat kembali” ?

Kadang tabiat orang Indonesia sangat pemaaf, mungkin akan segera melupakan berbagai kejahatan dan kekejamannya.

Tapi tidak dengan hukuman Allah. Setiap perbuatan harus diperhitungkan, setiap kejahatan harus dipertanggung-jawabkan. Balasan Allah yang pasti adalah di akhirat, tapi kadang harus dirasakan di dunia. Orang-orang zalim di akhir hayatnya bakal berakhir sangat tragis. Contohnya Namrudz, Fir’aun, Hamman, Qarun, Abu Lahab, Abu Jahal, Ubay bin Khalaf, Mustafa Kemal At-Taaturk, dll

Tidak ada kejahatan yang abadi. Mereka hanya bisa bertahan selama beberapa saat, setelah itu Allah hancurkan dengan cara-Nya sendiri.

Ada satu hukum alam (sunnatullah) yang pasti berlaku bagi semua orang jika ditakdirkan umur panjang. Perjalanan manusia dari mulai : bayi-anak (lemah), menuju remaja-pemuda-dewasa (kuat), lalu tua-menjadi tua renta (lemah lagi) dan pada akhirnya akan mati (yang selanjutnya akan dihidupkan kembali di alam yang berbeda).

Orang yang paham dan sadar akan perjalanan hidup sedemikian ini, disebut orang yang cerdas (alkayyis) , sedangkan orang yang tidak tidak paham dan tidak sadar akan perjalanan hidup demikian disebut orang yang dungu (jahil).

Rezim Jokowi termasuk rezim dungu, karena yang dilakukan hanya memperturutkan hawa demi mempertahankan kekuasaan. Padahal, tugas utama seorang presiden adalah untuk mempertahankan dan memajukan negara, melindungi dan mensejahterakan rakyat. Tapi semua itu diabaikan. Bahkan yang lebih parah, baik Jokowi maupun Luhut sama-sama jadi “antek” China, sehingga negara ini “digadaikan” ke China melalui jeratan hutang dan berbagai proyek ambisius yang tidak bermanfaat bagi rakyat banyak, seperti KCJB, IKN, peoyek jalan tol, bandara, dll.

Di akhir kekuasaannya, Jokowi telah mewariskan segudang masalah yang perlu 200 tahun untuk recovery. Belum usai permasalahan yang dibuat Jokowi, sekarang malah menghimpun (baca : menyalahgunakan) kekuatan dan kekuasaannya untuk membangun politik dinasti. Di rezim Jokowi Indonesia sudah hancur, akan dibuat hancur lebur lagi oleh putra mahkotanya, Gibran Rakabuming yang bisa jadi jauh lebih otoriter dari Jokowi.

Di tengah-tengah sikap masyarakat yang hampir putus asa karena semua lini di rezim Jokowi sudah bobrok dan rusak parah, kita masih berharap ada pahlawan yang akan menyelamatkan bangsa ini. Berbagai upaya sudah dilakukan orang-orang yang masih waras otaknya dan punya hati nurani, tapi benteng kekuasaan Jokowi masih terlalu kokoh.

Atas kuasa Allah, satu persatu kekuatan Jokowi mulai runtuh, yang pada akhirnya rezim Jokowi akan benar-tumbang. Ini beberapa tanda mulai tumbangnya rezim Jokowi :

Pertama, Hengkangnya Nasdem dan PKB dari koalisi Pemerintah

Kedua, Majunya Cak Imin jadi cawapres Anies, yang bakal menutup rapat suara Nahdiyyin ke selain pasangan Anies-Cak Imin

Ketiga, Berbaliknya lembaga-lembaga survey “pelacur” yang mengaku tingginya elektabilitas Prabowo dan Ganjar adalah hoax, dan meyakini pasangan Amin yang akan menang
.
Keempat, Gagalnya skenario Jokowi untuk penjegalan Anies

Kelima, Berpalingnya para buzzer rp dan pendukung setia Jokowi, sebagian besarnya menjadi pendunkung pasangan Amin

Keenam, Perpecahan serius antara Jokowi dan partai pengusungnya (PDIP)

Ketujuh, Terbongkarnya konspirasi jahat antara MK dan istana

Kedelapan, Merenggangnya hubungan Eric Tohir (“Menteri Kesayangan” Jokowi) dari keluarga Jokowi

Kesembilan, “Tumbangnya” Luhut Si Menteri Segala Urusan, the real President, Penopang utama Jokowi yang “diadzab” oleh Allah dengan penyakit, yang insya Allah tidak bakal bisa kembali normal untuk mengancam-ngancam lagi rakyat*

Kesepuluh, Terbuka lebarnya pintu masuk untuk pemakzulan Jokowi jika partai-partai yang berseteru dengan Jokowi menggulirkan hak angket dan interpelasi

Jokowi diambang kejatuhan. Saatnya perubahan. Saatnya Anies memimpin Indonesia.

Semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada bangsa Indonesia.

Aamiin Ya Mujibassaailiin

Bandung 22 R. Akhir 1445