Politikus PDIP: Mental Kadrun yang Hina TKA China

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memuji Tenaga Kerja Asing (TKA) China yang bekerja di Indonesia. Mereka mempunyai keberanian dan bekerja secara baik.

“Mental kadrun yang menghina TKA China,” kata Ruhut di akun X (Twitter)-nya, Jumat (22/9/2023). Ruhut mengatakan seperti itu dengan membagikan video pekerja China yang telah mengerjakan proyek listrik di ketinggian.

Ruhut meminta para pengkritik TKA China untuk bercermin. “Mari kita mengaca dulu sebelum mengkritik TKA China. “Kualitas kerja TKA China sudah terlihat,” paparnya.

Ganjar Pranowo menjelaskan pernyataannya terkait memulangkan para tenaga kerja asing (TKA) asal China jika sumber daya manusia di dalam negeri sudah memadai.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam acara ‘3 Bacapres Bicara Gagasan’ di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, yang disiarkan Mata Najwa pada Selasa (19/9) malam.

Awalnya Najwa Shihab, selaku pembawa acara bertanya soal pernyataan Ganjar yang dianggap meragukan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia terkait keberadaan TKA China.

Ia mengaku melihat buruh hingga aktivis yang menjadi massa demo itu meneriakkan untuk mengusir TKA. Ganjar kemudian mengaku mengundang massa aksi tersebut untuk berdialog.

“Lalu suatu ketika saya undang, saya ajak dialog, ‘Bro apa?’, ‘Kami pak yang harus bekerja’, ‘Good, Anda yang harus bekerja. Masuk’. Anda siap dites? Enggak lolos mbak,” kata Ganjar.

“Apakah Anda meragukan? Hari ini dengan presentase yang tidak terserap, ya saya ragukan dong mbak. saya ragukan dong. Terbukti kok angka penganggurannya seperti itu, masa kita masih percaya enggak ragu, kita harus ragu dong. kalau kita enggak ragu melihat itu tidak terserap tenaga kerja, eh pemerintah kamu ngapain? Kamu tidur?” ujarnya menambahkan.

Ganjar menyebut sejumlah hal yang perlu dilakukan agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tidak hanya menyalahkan orang lain, hingga seolah-olah anti investasi.

“Investasi masuk ke Indonesia harus ada jaminan. Maka saya sampaikan, lho jangankan yang itu, kalau mereka sudah tidak anda kehendaki, kita usir besok pagi. Tapi kita bisa atau enggak? Jangankan membuat, Anda meng-install alat itu bisa atau enggak?” sebut dia.

“Ini sebuah dialog proses panjang yang sering kali muncul dan tidak ada orang yang berani menjelaskan dengan tegas apa yang sebenarnya terjadi. Maka kenapa kemudian saya bicara vokasi musti disiapkan, infrastruktur pendidikan disiapkan, anggaran ditambah, guru pengajar diberikan penghasilan yang baik,” jelasnya.