Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan cara-cara kekerasan terhadap masyarakat Melayu Rempang Kepulauan Riau.
“Saya menyesalkan cara-cara Jokowi dengan kekerasan di Rempang, mengapa konsep yang manusiawi saat di Solo tidak diterapkan lagi, hanya dengan pasukan Satpol PP tidak dengan gas air mata, lakukan dialog sehingga ada kesadaran untuk berpindah,” kata penasihat Repdem yang juga kader PDIP dekat almarhum Taufik Kiemas, Beathor Suryadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (15/9/2023).
Atas nama kader PDIP, Beathor menyatakan permintaan maaf terhadap warga Rempang atas kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian. “Minta maaf kepada Warga Rempang dan Pulau Galang atas aksi kekerasan oleh pihak Aparat Kepolisian,” jelasnya.
Pria yang juga aktif bergiat mendamping warga korban perampasan tanah oleh negara atau swasta mengakui PDIP ingin memenangkan Pemilu dan Pilpres setelah kejadian Rempang.
“Partai kami ingin menang 3 kali dan ingin memiliki Presiden dan atau Wakil Presiden di Istana negara atas kejadian penyerbuan tersebut,” tegasnya.
Beathor mengakui, warga Rempang mendukung PDIP dibuktikan kemenangan di wilayah tersebut pada Pilpres 2014 dan 2019
“Dua kali Pilpres 2014 dan 2019 Partai kami telah didukung dalam kemenangan oleh warga Rempang Batam,” paparnya.