Beathor: Akan Terwujud Dwi Tunggal Prabowo-Budiman

Pasangan calon Prabowo Subianto-Budiman Sudjatmiko akan terwujud setelah keduanya mengadakan pertemuan di Kertanegara IV, Jakarta Selatan.

“Keterwujudan akan dimulai dengan membangun dwi tunggal kekuatan pada Prabowo-Budiman,” kata Penasihat Repdem Beathor Suryadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (20/7/2023).

Kata Beathor, Budiman yang datang ke kediaman Prabowo untuk berdiskusi dan mengggagas kemajuan bangsa Indonesia termasuk dalam menghadapi situasi politik dunia.

“Yang jelas, kehadiran Budiman Sudjatmmiko dkk ke rumah Prabowo itu, tentu bukan untuk berdiskusi tentang latihan naik kuda, jadwal latihan dan instrukturnya. Budiman mencocokkan Gagasan dan idea tentang kebangsaan, dan berdebat dengan Prabowo,” papar mantan tahanan politik era Soeharto.

Pertemuan keduanya, kata Beathor juga membahas program kabinet termasuk menempatkan posisi jabatan menteri. “Kecocokan itu tidak sebatas diskusi, maka akan meloncat menjadi langkah program Kabinet untuk diwujudkan,” pungkas Beathor.

Sebelummnya, Budiman Sudjatmiko menemui Ketua Umum Partaai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Kertanegara IV, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan pada Selasa (18/7/2023) malam tersebut, Budiman mengungkapkan sejumlah poin pembicaraan dengan Prabowo. Dia pun memuji Prabowo sebagai sosok nasionalis yang memiliki pemikiran hebat.

“Kita tadi cukup lama berdiskusi banyak hal-hal yang kita banyak persamaan, visi, persamaan pandangan,” katanya, sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia.

Menurut Budiman, Prabowo mewakili cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengannya. Dia juga menilai di tengah krisis global saat ini, dibutuhkan dua latar belakang kepemimpinan, yakni militer dan aktivis.

“Kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komprehensif,” tegas Budiman.

Budiman juga tak ragu mengatakan Prabowo yang berjiwa nasionalis merupakan salah satu orang terbaik yang dibutuhkan Indonesia.

Sementara itu, Prabowo mengungkapkan dirinya dan Budiman sepakat tantangan global saat ini tak mudah dihadapi.

“Jadi pemikiran beliau bahwa kapal besar Indonesia, negara besar seperti Indonesia, perlu suatu persatuan,” tuturnya.