Prabowo Terjebak Permainan Busuk Jokowi?

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Prabowo sepertinya sedang bermanuver. Setelah 3 kali gagal nyapres/nyawapres yaitu : Tahun 2009 (Cawapres Megawati), 2014 (Capres bersama Hatta Radjasa), dan tahun 2019 (capres bersama Sandiaga Uno).

Tahun 2019 adalah tahun penuh drama mengerikan dan berdarah-darah. Banyak bukti kalau tahun 2019 itu yang menang paslon Nomor 2 , yaitu Prabowo-Sandi. Tapi dengan kekuasaan rezim Jokowi yang di-back up oligarki taipan, kemenangan Prabowo-Sandi dirampas oleh paslon Jokowi-Ma’ruf. Kecurangan tahun 2019 telah menjadi rahasia umum, terutama setelah kasus Ferdy Sambo terbongkar. Jadi tragedi meninggalnya 894 petugas KPPS secara misterius (tanpa autopsi) yang bertanggung Jawab adalah Ferdy Sambo (Satgassus) dan Tito Karnavian (Kapolri). Kasus ini saat ini seolah menguap begitu saja karena sengaja dilindungi oleh kekuasaan.

Sebenarnya Prabowo tahu persis akan segala bentuk kecurangan itu, tetapi sama sekali tidak berdaya. Terutama setelah gugatannya di MK ditolak, karena MK sudah menjadi bagian dari konspirasi jahat kekuasaan.

Masuknya Prabowo kedalam rezim Jokowi sebenarnya seperti makan buah simalakama, karena jika tidak masuk mungkin tidak bisa berbuat apa-apa. Soal dukungan fanatik dari loyalisnya bukannya tidak disadari, tapi pilihan politik harus diambil. Ternyata Prabowo lebih memilih gabung dengan ‘musuh’ yang telah menzaliminya, daripada harus berjuang timbul dan tenggelam bersama rakyat pendukungnya.

Apakah Prabowo lemah ? Tidak. Bodoh ? Mungkin tidak tepat. Tapi yang hampir pasti untuk menghadapi kelicikan dan kejahatan (rezim) Jokowi, Prabowo harus bersiasat, membuat strategi. Tidak mungkin Prabowo begitu lemah sehingga begitu mudah melupakan kezaliman rezim Jokowi. Yang luar biasa dari diri Prabowo adalah kesabaran dan kemampuan menyembunyikan siasatnya tanpa bisa diketahui orang lain.

Strategi Prabowo hampir membuahkan hasil, setelah Jokowi mulai “percaya” dengan manuver Prabowo dan mendukung Prabowo di Pilpres 2024, bahkan sampai-sampai (bisa jadi) akan meninggalkan Ganjar yang selama ini sangat digadang-gadang menjadi penerus Jokowi

Namun demikian, harga yang harus dibayar Prabowo sangat mahal, bahkan Prabowo bisa kehilangan jati diri dan nilai-nilai moral. Baik Prabowo akan menang Pilpres apalagi kalau kalah, akan menelan pil yang sangat pahit.

Secara fakta dan realita, jika Pemilu jujur, fan Anies nyapres, hampir dipastikan Prabowo akan kalah. Jika Prabowo kalah akan kehilangan :

Pertama, pendukung setia yang selama ini berjuang bersama.

Kedua, kepercayaan masyarakat akan sikap amanahnya

Ketiga, para ulama yang sebelum dan selama Pilpres telah memperjuangkannya

Keempat, umat Islam karena dianggap telah mengkhianati para ulama

Kelima, akan di-stigma -kan oleh masyarakat kalau dirinya bagian dari kebusukan rezim Jokowi.

Jika pun Prabowo menang, tidak bisa menghilangkan sakit hati umat Islam dan rakyat Indonesia.

Alasannya :

Pertama, Jika Prabowo menang dipastikan karena KPU, BAWASLU dan MK curang.

Kedua, Rakyat tidak menerima kemenangan dari hasil kecurangan. Sehingga legitimasi Presiden tidak diakui. Akan terus terjadi gelombang pembangkangan massal sehingga tidak ada stabilitas sosial dan politik.

Ketiga, Dipastikan partai-partai anti rezim Jokowi akan menguasai DPR/ MPR sehingga Pemerintahan Presiden pro Jokowi tidak akan efektif.

Keempat, Akan terjadi penekanan rakyat secara besar-besaran yang menuntut diadilinya para pejabat rezim Jokowi termasuk keluarganya.

Kelima, Kekecewaan yang memuncak bisa memunculkan perang saudara karena rakyat sudah sangat marah dengan rezim sebelumnya (cawe-cawe) yang berimbas kemarahannya dialihkan kepada pemerintahan berikutnya yang tidak legitimated.

Jokowi tolong jangan bermain api, karena jika terjadi perang saudara bukan saja Jokowi dan keluarganya yang akan dihabisi massa, tapi juga para oligarki taipan akan diusir dari Indonesia.

Jalan terbaik adalah Jokowi legowo untuk mundur dan tidak ikut cawe-cawe soal copras-capres. Insya Allah Negara akan aman.

Bandung, 19 Dzulhijjah 1444