Ada sejarah kelam di akhir kekuasaan Soekarno yaitu terjadi pemberontakan PKI dan ia tidak membubarkan partai tersebut.
“Ada sejarah hitam Soekarno di akhir masa jabatan yakni pemberontakan PKI dimana Jenderal TNI dibunuh dengan keji. Soekarno tidak membubarkan PKI bahkan cenderung melindungi,” kata Pemerhati Politik dan Kebangsaan Rizal Fadillah kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (4/7/2023). “TNI menumpas PKI. Soekarno pun tumbang,” tegasnya.
Perlunya dibatalkan pembangunan patung Soekarno di Taman Saparua kata Rizal, agar tidak terjadi salah duga bahwa Soekarno tengah “menantang TNI” setelah patung Soekarno masuk di Akmil Magelang kini dibangun tinggi di area instansi militer di Bandung. Berdekatan dengan Jalan Aceh Markas Kodam III Siliwangi
Kata Rizal daripada terjadi pro-kontra lebih jauh, sebaiknya batalkan rencana pembangunan patung Soekarno tertinggi di Taman GOR Saparua Bandung. Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat harus menarik kembali izin penggunaan tanah aset Pemprov untuk itu.
“Ridwan Kamil harus belajar dari Bung Karno yang mengakhiri masa jabatan dengan buruk. Jangan rasa cinta gelap pada Bung Karno membawa gelap mata pada rakyat Jawa Barat,” jelasnya.
Alasan mengapa Presiden Soekarno atau Bung Karno tidak mau membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) terungkap. Rupanya, konsep politik Nasakom jadi penyebab.
“Jadi indirectly Bung Karno tidak membubarkan PKI karena (bila PKI dibubarkan) akan merusak konsep Nasakom,” kata Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia Prof Salim Haji Said.
Hal itu disampaikan Prof Salim seperti dikutip redaksi dari akun YouTube Refly Harun, Rabu (22/9/2021). Prof Salim mengatakan Bung Karno bukan komunis tetapi mendukung PKI karena terkait gagasan Nasakom.
Nasakom yang digagas Bung Karno adalah campuran dari nasionalisme, agama, dan komunisme. Melalui Nasakom, Bung Karno bukan hanya ingin mendamaikan dan mempersatukan Indonesia tetapi juga dunia.
Bung Karno, menurut Prof Salim, sangat mencintai gagasan Nasakom bahkan melebihi cintanya kepada siapapun termasuk istri-istrinya.
“Sehingga ketika Pak Harto mendesak-desak Bung Karno untuk membubarkan PKI dan menghapuskan Nasakom, kalau saya tidak salah, Bung karno pernah bilang mau ditaruh di mana muka saya, karena dia sudah ngomong ke dunia keunggulan konsep Nasakom,” jelas Prof Salim.
Prof Salim menceritakan pernah ada upaya dari Bung Karno membubarkan PKI tetapi akan membuat partai baru yang juga berhaluan komunis. Cerita ini beredar tidak lama setelah peristiwa Gerakan September Tiga Puluh atau Gestapu.
Apakah namanya menggunakan embel-embel komunis atau tidak, tapi cerita yang beredar tokoh yang akan memimpin partai baru tersebut adalah Nyoto yang dikenal sebagai salah satu intelektual PKI dan penulis naskah pidato Bung Karno.
“Seperti kita ketahui kemudian lewat Supersemar Pak Harto membubarkan PKI, dan perlahan-lahan cerita Nasakom nggak kedengaran lagi,” demikian kata Prof Salim Said.