Eksponen PKM IPB 77/78: PDIP bukan Partai Ideologis tapi Pragmatis

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bukan partai ideologis seperti yang Soekarno perjuangkan. Partai ini lebih bersifat pragmatis.

“Secara sosiologis dan historis, PDIP memang bisa dinukilkan sebagai Pewaris Nasionalis Soekarno (Soekarnoisme), tetapi sungguh ceroboh seseorang yang berani mengatakan PDIP adalah Partai Nasionalis dalam Pengertian Ideologis. Meskipun Ketua Umumnya bahkan Anak Biologis Soekarno. Karena secara nyata lebih tepat PDIP itu disebut partai pragmatis, sama dan sebangun dengan partai-partai lain di negeri ini,” kata Eksponen PKM IPB 77/78 Indra Adil kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (11/5/2023).

Kata Indra Adil, PDIP seperi partai lainnya yang mengutamakan kepentingan pemimpin-pemimpinnya ketimbang mengutamakan kepentingan rakyat, bahkan juga tidak mengutamakan kepentingan anggotanya sekalipun.

Memang begitulah suasana kepartaian saat ini. Organisasi-organisasi massa tradisional justru jauh lebih idealis ketimbang partai-partai yang ada saat ini.

Kata Indra, meskipun ada segelintir partai yang mulai juga mengikuti Arus Utama Politik Praktis, tetapi penyakit kronis ini lebih diderita oleh sebagian kecil pemimpin mereka. “Berbeda dengan partai yang menderita penyakit politik praktis secara organik, seluruh pemimpin bahkan sampai kepada Pemimpin-Pemimpin di tingkat bawah turut terpapar,” jelasnya.

Indra mengatakan, Puan Maharani yang sudah berkeinginan menjadi calon presiden tidak mengetahui kebijakan ibunya sendiri Megawati yang memutuskan Ganjar menjadi calon yang diusung PDIP.

“Kita tidak bisa membayangkan, seorang Puan Maharani, Puteri Mahkota PDIP sendiri, yang adalah Puteri Kandung Ketua Umum PDIP, tidak bisa mengetahui Keputusan yang notabene Paling Menyangkut dirinya? Dia pasti merasa Sangat Terkena Prank Ibu Kandungnya sendiri!” tegas Indra.