Prabowo Terancam Lima Kali Kalah Piplres

Oleh: Iwan Nurdin

Pertama kali Prabowo berniat menjadi Capres melalui Konvensi Partai Golkar. Gagal. Kemudian menjadi Cawapres berpasangan dengan Megawati. Gagal. Selanjutnya berturut dua kali menjadi Capres dan dikalahkan secara telak oleh Presiden Jokowi. Artinya sudah empat kali kegagalan Prabowo dalam kontestasi

Dengan demikian, Pilpres 2024 adalah kali kelima Prabowo digadang-gadang menjadi Capres. Apakah ia akan mengulangi kegagalan tersebut?

Menurut saya besar kemungkinan hal tersebut dapat terjadi.

Pasangan Cawapres yang disajikan kepada Prabowo Subianto adalah Airlangga Hartanto, Ketua Umum Partai Golkar. Ini adalah pasangan yang berat dari sisi pemilih. Sebab keduanya, diakui atau tidak lebih banyak mewakili kelompok yang dikategorikan Nasionalis Modernis dengan nuansa sekuler.

Dengan pasangan semacam ini, kompetitor yang terlebih dahulu, Anies Baswean akan mendapatkan tempat yang semakin luas dari sisi pemilih. Sebab, Prabowo-Airlangga sulit meyakinkan kalangan pemilih Islam.

Baca juga:  Banyak Warga Yang Belum Menerima Bansos, Harus Lapor Ke Mana Pak Presiden

Pasangan kedua yang ditawarkan kepada Prabowo yang juga banyak dibicarakan adalah Erick Tohir. Sepertinya ini juga pasangan yang sewarna dan berlatar hal yang sama. Sepandai-pandainya Erick Tohir berlindung sebagai pengurus GP. Ansor atau orang NU tak bisa membuat beliau menjadi aspiran kelompok muslim khususnya masyarakat muslim pedesaan. Bagaimanapun ia adalah pendatang baru di NU. Bisa dikatakan stempel keanggotaannya masih basah.

Jadi, jika kita mengingat bahwa suara dari kalangan muslim kepada Prabowo Subianto sebenarnya sebagian besar saat ini telah tergerus akibat pilihan bergabung ke dalam kabinet pemerintahan Presiden Jokowi, tentu pilihan yang sangat riskan jika dalam Pilpres 2024, jika Prabowo memilih pasangan hanya mengandalkan kelompok pemilih dari kalangan Nasionalis Modernis Sekuler.

Baca juga:  Tinggalkan Cak Imin dan Pilih Erick Thohir, Pemuda Aswaja: Prabowo akan Kalah

Jika pasangan semacam ini disajikan kepada Prabowo, sebenarnya telah membuat pusat konsolidasi yang kabarnya akan dimulai oleh PDI-Perjuangan, memiliki kans besar menarik anggota dari “Koalisi Besar”. Saya menduga partai yang bercorak Islam dapat ditarik masuk ke pusaran Ibu Megawati.

Akhirnya, Koalisi Besar yang nampaknya mencuri perhatian publik beberapa pekan ini masih jauh dari bulat dalam memilih Capres dan Cawapres. Sebab tawaran pasangan bagi Prabowo belum mampu menggerus suara kompetitor dan tak meyakinkan di pemilih yang belum menentukan sikap.

Wallahu a’lamu bishawab