Guru Besar ITS: Bangsa Bermental Jongos Mudah Diintimasi Politik Uang, BLT dan Sembako Membuat Pemilu Tidak Jujur & Adil

Bangsa bermental jongos, mudah diintimifasi politik uang, BLT dan Sembako menjadikan pemilu tidak berlangsung jujur dan adil.

“Pemilu yang jujur dan adil hanya mungkin dilaksanakan oleh bangsa yang merdeka*, bukan bangsa yang bermental jongos yang mudah diintimidasi oleh politik uang, BLT dan bagi-bagi sembako,” kata Guru Besar ITS Prof Daniel Rosyid dalam artikel berjudul “Designed to Fail” yang dikirim ke redaksi www.suaranasional.com, Kamis (15/12/2022).

Daniel mengatakan, bangsa yang merdeka itu adalah hasil-hasil kerja pendidikan politik. Namun segera dicatat bahwa partai politik tidak pernah melakukan pendidikan politik, bahkan partai-partai politik hanya bisa hidup dari political illiteracy dan penjongosan politik konstituen mereka.

“Berbicara politik di sekolah, kampus, tempat-tempat ibadah, dan di hampir semua tempat lainnya dianggap tidak santun, kotor, dan menjijikkan. Agama dan banyak hal lain yang penting dalam kehidupan harus harus dipisahkan dari politik, bahkan ormas-ormas besar merasa risi, gamang dan takut berbicara politik,” paparnya.

PAN yang semula diharapkan menjadi sayap politik Muhammadiyah kini tidak jelas afiliasinya. Kini dengan KUHP yang baru, pandangan kritis masyarakatbakan mudah dikriminalisasikan. Seperti raja, the government can do no wrong.

Daniel mengatakan, prinsip-prinsip musyawarah oleh hikmah kebijaksanaan melalui MPR yang telah digusur oleh sistem demokrasi liberal ala Barat telah membuat Republik ini kehilangan akal sehat dan kemampuannya untuk beradaptasi secara cepat dan tangkas sehingga menjerumuskan bangsa ini ke tepi jurang failed state.

“Bahkan di AS negeri exportirnya sendiri, demokrasi itu sedang sekarat oleh Trumpism. Demokrasi ala Uni Eropa justru menjerumuskan kawasan itu untuk berkonflik dengan tetangga dekatnya sendiri, yaitu Rusia. Bahkan setelah tembok Berlin runtuh, pembesaran dan perluasan NATO memberi indikasi jelas bahwa Barat bersikeras mempertahankan dominasi eksploitatifnya atas bangsa-bangsa lain yang berbeda sikap dan pandangan hidupnya,” pungkasnya.