KUHP Baru Cermin Rezim Diktator, Melawan Hukum dan Demokrasi

Tok tok tok. RUU KUHP telah disahkan. Walaupun RUUKUHP diprotes rakyat dan juga Fraksi PKS, RUU KUHP tetap disahkan. Rezim Jokowi telah mengkhianati rakyat. Seluruh tatanan demokrasi telah dihancurkan hanya untuk menutupi segala kejahatan dan ketidakmampuannya memimpin negara. Rakyat dibungkam, disuruh diam tidak boleh mengkoreksi kesalahan arah dan kebijakan rezim. Pembungkaman adalah tanda ketidakmampuannya untuk memberikan penjelasan yang bisa diterima akal sehat.

Bahasa yang digunakan rezim selalu “bungkam”, “tangkap”, “lenyapkan”, dll. Dalam sistem demokrasi yang sekarang kita pakai, bagaimana seharusnya hubungan presiden dengan rakyat ? Apa saja hak-hak rakyat yang harus dipenuhi oleh seorang presiden ?

Bukankah Presiden dipilih oleh rakyat, mengapa pemerintah bertindak sadis kepada rakyatnya sendiri ? Bukankah rakyat masih dibebani dengan berbagai pungutan, baik pajak dan kenaikan harga-harga BBM dan barang? Sungguh rezim Jokowi sangat zhalim kepada rakyatnya sendiri, sangat bertentangan dengan tugas seorang presiden yang harus mensejahterakan dan membahagiakan rakyatnya ? Apa yang engkau cari wahai Jokowi ? Bahagiakah Anda di atas penderitaan dan keprihatinan rakyat ?

Berapa lama lagi engkau akan berkuasa ? Apakah kekuasaanmu itu abadi ? Aoakah kezhalimanmu bisa menyelamatkanmu di akhirat kelak ? Ingin dikenang sebagai apakah engkau setelah lengser nanti ? Sebagai presiden yang sangat bijak dan peduli rakyat, atau sebaliknya ?
“Si raja tega ?’
“Si raja hutang ?”
“Si raja pembual?”
“Si pemecah belah bangsa?”
Atau “Si Raja Penipu?”

Setiap manusia akan dikenang dari torehan karya-karya yang sudah dilalui, bahkan kalau sudah meninggal pun kenangan itu masih tetap melekat. Sejarah akan mencatat, dari tahun 2014-2024 Indonesia pernah dipimpin oleh seorang yang sangat kejam dan diktator, gara-gara tidak mau diluruskan pada saat salah maka rakyat dibungkam dan “diteror” supaya tidak bersuara, walapun yang disuarakan adalah kebenaran.

Sungguh sangat menyedihkan mempunyai pemimpin seperti Jokowi, dan DPR yang yang dipimpin Puan Maharani, yang tidak mampu melakukan _balancing_ terhadap pemerintah.

Semoga Allah memberi petunjuk hidayah terhadap para pemimpin yang sesat, bertobatlah sebelum ajal menjemput atau turunnya adzab Allah.

Bandung, 12 J. Ula 1444
Sholihin MS