Pemerhati Politik dan Sosial: Kecurangan Pemilu Diawali dari Rilis Lembaga Survei & Buzzer

Rilis lembaga survei yang selalu mengunggulkan Ganjar merupakan awal dari kecurangan Pilpres 2024. Lembaga survei mirip sebagai konsultan politik ingin menggiring opini Ganjar menjadi Presiden Indonesia 2024.

“Kecurangan Pemilu 2024 diawali dari rilis lembaga survei dan narasi buzzer yang memutarbalikkan fakta,” kata pemerhati politik dan sosial Sholihin MS kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (9/11/2022).

Kata Sholihin, pada 2024 masyarakat sudah sadar dan melek, permainan kotor para surveyor (lembaga survei) pesanan dan para buzzer bayaran.
“Masyarakat sudah mulai menggunakan akal sehatnya, dan para tokoh masyarakat tidak mau lagi digiring untuk melawan dan menyengsarakan rakyatnya sendiri,” tegasnya.

Kalau ada media-media mainstream seperti Kompas, Tribun News, TV One dll, dan juga media sosial yang melawan arus mainstream mudah ditebak kalau isi beritanya itu dusta dan rekayasa. Mereka berusaha menggiring opini masyarakat untuk mempercayai berita (hoax) mereka.

“Tapi saat ini akan sulit. Kompas sudah beberapa kali dipermalukan masyarakat karena menyajikan berita hoax hanya karena ingin menyenangkan rezim Jokowi, seperti berita kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina, memasukkan Anies dalam kelompok koruptor, dan terakhir merilis hasil survei kalau elektabilitas Ganjar yang tertinggi (dua berita pertama sudah diralat),” jelasnya.

Kunjungan Anies ke Medan yang disambut ribuan warga yang meneriakkan “Anies Presiden” bak seorang Raja; sebaliknya kunjungan Ganjar yang tanpa sambutan sama sekali selain crew 5 orang peliput berita, telah mematahkan seluruh kebohongan media mainstream dan seluruh lembaga survey pelacur yang tetap mengunggulkan Ganjar dan mendegradasi Anies.

Masih belum yakin? Coba tanya masyarakat Jawa Tengah (di mana Ganjar sebagai Gubernurnya), terutama masyarakat Semarang dan Wadas, apakah mereka mendukung Ganjar ?

“Kalau di Jawa Tengah saja sudah tidak dipilih, bagaimana mungkin lembaga survei mau menggiring opini untuk wilayah di luar Jawa Tengah mereka memilih Ganjar. Para media mainstream dan lembaga survei yang masih mengunggulkan Ganjar bisa tidak kalian jujur sedikit dan pakai akal sehat biar ngibulnya gak keterlaluan?” paparnya.