Pengamat Sosial: Prabowo Sulit Menang di Pilpres 2024

Prabowo Subianto sulit menang di Pilpres 2024 akibat perbuatannya yang meninggalkan pendukungnya terutama emak-emak dan bergabung dengan pemerintah Jokowi.

“Peluang Prabowo jadi RI 1 semakin sempit, akibat perbuatannya sendiri. Dukungan Jokowi saat ini kalaupun menambah suara tidaklah signifikan, katena Jokowi pun sedang mengalami masalah legitimasi,” kata pengamat sosial Memet Hakim kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (8/11/2022). “Rakyat sudah tidak percaya lagi pada partai terutama partai pro penguasa, ini perlu menjadi pertimbangan. Lain halnya jika ada cara lain,” jelasnya.

Prabowo sulit menang di Pilpres 2024, kata Memet, kelakuan Ketua Umum Gerindra itu yang tidak memperhatikan para pendukungnya terutama emak-emak yang ditahan Rezim Jokowi.

“Emak-emak yang berjuang mendukung Prabowo ditahan, tidak mendapat perhatian dari Prabowo. Apalagi partainya selalu mendukung apa yg diinginkan penguasa, walau menyakiti rakyat banyak,” jelasnya.

Prestasi sebagai Menhan yang pro rakyat juga tidak terlihat, buktinya banyak anak dan aktivis yang ditahan dibiarkan.

“Penurunan baliho ucapan selamat datang Habib Rizieq Syihab oleh tentara juga diam. Sampai sekarang masih ada tahanan tidak mendapat perhatian Pranowo. Mereka ditahan untuk membela Prabowo. Nah mungkinkah rakyat yg melihat ini, akan percaya padanya?” tanya Memet.

Di Partainya sendiri Gerindra, tidak semua solid mendukung Prabowk, begitu juga di PPIR sayap partai, sudah tidak seperti beberapa tahun yang lalu. Coba aja lihat nama Prabowo selalu berkibar di 3 besar jika itu survei bayaran, tapi tenggelam di survei yang netral.

“Jika tahun 2019 pendukung PS bisa mencapai 54% dan dikalahkan, apalagi sekarang. Taruhlah dari 54 % 12 % Emak2, 12 % Pengikut HRS, simpatisan 10 %, Gerindra 15% dan PPIR 5 % sehingga totalnya 54 %,” jelasnya.

Koalisi dengan partai manapun akan tetap rendah, karena ketokohan PS yang menjadi sentralnya. Akan tetap jika masih ingin berbakti pada negara, masih banyak posisi lain selain RI 1.

Prabowo punya keunggulan di bidang ketentaraan dan network internasional terutama militer. Keunggulan ini masih dapat dijadikan referensi untuk memperkuat negara. Sifat dasar satria yg telah hilang, masih sangat mungkin untuk kembali lagi.

“Tidak perlu kecil hati dengan kenyataan ini, justru jika berfikir positif, akan banyak manfaatnya untuk berbuat lebih banyak untuk negara,” pungkasnya.