Pengamat Sosial: Isu Radikal, Khilafah & Teroris Dipakai Rezim untuk Membungkam Kelompok Islam

Isu radikal, khilafah dan teroris dipakai rezim saat ini untuk membungkam kelompok umat Islam yang kritis ke penguasa.

“Isu radikal, khilafah & teroris terus ada penangkapan. Begitulah modus membungkam rakyat yg tidak sepaham dengan penguasa. Pola seperti ini termasuk kejahatan politik,” kata pengamat sosial Memet Hakim kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (7/11/2022).

Radikal artinya perubahan secara mendasar, amat keras menuntut perubahan atau maju dalam berpikir atau bertindak. Ini dibaca umat Islam garis keras, pake celana cingkrang, bercadar. Umat Islam garis lurus seperti para pencinta HRS termasuk juga dalam definisi radikal. Aneh tapi nyata.

“Umat Islam yang mencintai agama dan negara sepenuh hati dianggap lawan. Tidak pernah kita dengar ada agama selain Islam yang dianggap radikal. Ini artinya memang Islam dianggap sebagai lawan oleh penguasa,” paparnya.

Khilafah adalah sebuah sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia. Makna khilafah sendiri dalam ajaran Islam. Adalah sistem kepemimpinan dan cara memilih pemimpin yang ada di dalam al Qur’an.

Saat ini siapa saja yg berpikiran ingin menegakkan khilafah dianggap berlawanan dengan penguasa. Mereka lupa bahwa UUD 45 dan Pancasila itu adalah bagian dari sistem khilafah. Artinya penguasa tidak ingin UUD 45 & Pancasila berdiri tegak terbukti dg banyaknya amandemen dan roh dari pembukaan UUD 45 hampir tercabut seluruhnya,” tegasnya.

Kata Memet, teroris adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan takut pada sekelompok masyarakat.

Nah sebenarnya siapa menteror siapa? Teroris versi penguasa selalu digambarkan beragama Islam dengan celana cingkrang, dahi bertanda hitam dan berjilbab atau bercadar. Sungguh ini penyesatan yg sangat luar biasa.

“Yang pasti aparat dengan berbagai alasan diatas, justru yang mengancam, memfitnah, menahan bahkan sampai membunuh rakyatnya sendiri. Artinya pemerintahlah yang menjadi teroris bagi rakyatnya yang tidak sepakat dengan pemerintah khususnya ulama dan umat Islam,” paparnya.

Memet mengatakan, OPM yg terang benderang menteror, menantang dan membunuh banyak anggota TNI dan sipil justru dijadikan saudara. Mereka bukan umat Islam.