Pemerhati Politik: Jokowi sedang Melakukan Kudeta Merangkak Terhadap Megawati

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang berupaya merebut posisi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mantan Wali Kota Solo sedang melakukan penggalangan terutama di struktur PDIP baik tingkat pusat sampai ranting.

“Presiden Jokowi sedang melakukan  Kudeta Merangkak terhadap Ketum PDIP Megawati,” kata Pemerhati Politik Abdul Halim kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (1/11/2022).

Kata Abdul Halim, kudeta merangkak memang sudah menjadi tradisi khas para Raja dan Penguasa Jawa untuk
menyingkirkan lawan politiknya.

“Kudeta merangkak pernah dilakukan Panembahan Senopati (Sutowijoyo) terhadap Sultan Hadiwijaya dari Kasultanan Pajang, yang akhirnya berhasil mendirikan Kasultanan Mataram Islam di Yogyakarta. Padahal Sutowijoyo (wafat 1601 M) adalah anak angkat Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir), dimana Jaka Tingkir adalah menantu Sultan Trenggono dari Kasultanan Demak,” jelasnya.

Meski berasal dari keturunan rakyat biasa, tetapi setelah menjadi Walikota Surakarta, Gubernur DKI dan Presiden RI, Jokowi yg asli Boyolali Surakarta itu, merasa dirinya sudah seperti Bangsawan berdarah biru atau bahkan Raja Raja Jawa.

Terbukti ketika dilantik menjadi Presiden RI (2014), Jokowi sampai mendatangkan 6 kereta milik Keraton Kasunanan Surakarta (KKS) ke Jakarta lengkap dengan kudanya, dimana salah satunya Kereta Kencana, yg sering digunakan untuk Jumenengan para Raja KKS sejak Paku Buwono X (1894-1939) sampai Paku Buwono XIII sekarang.

“Raja Sultan atau Sunan Jokowi bersiasat, dengan menyingkirkan Mega dari kursi Ketum PDIP dan menjadikan Ganjar Capres yang didukung PDIP, maka Jokowi yang masih menjabat Presiden, akan dengan mudah memenangkan Ganjar melawan Capres terkuat Anies Baswedan,” ungkapnya.

Dalam Kontestasi Pilpres 2024, dengan menghalalkan segala cara termasuk kecurangan seperti Pilpres 2019 lalu.
Praktis jika Ganjar menjadi Presiden, kursi Ketua Umum PDIP akan dengan mudah diambil-alih Jokowi sekaligus menyingkirkan Trah Sukarno dari PDIP dan dan berharap dimasa depan akan diganti dengan Trah Jokowi sendiri.

“Ganjar akan menjadi pintu masuk untuk menyingkirkan Mega dan Puan, agar Trah Sukarno tidak lagi berkuasa di PDIP,” jelasnya.

Jokowi menggunakan berbagai strategi politik Machiavelis dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Seperti Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yg pura-pura membela Mega dengan memanggil Ganjar yang akhirnya cuma sanksi ringan sekaligus diberi panggung.

“Padahal sebenarnya Hasto adalah operator sentral untuk pencapresan Ganjar melalui PDIP dengan menyingkirkan Puan yg diperkirakan bakal direkomendasi Mega,” paparnya.