Kader Yayasan Pendidikan Soekarno: Konspirasi Singkirkan Anies tak Berbuah Manis

Konspirasi untuk menjatuhkan Anies Baswedan mengalami kegagalan termasuk mempermasalahkan Formula E.

“Namun sayang sungguh sayang, upaya setengah mati dari konspirasi menyingkirkan Anies tak pernah berbuah manis,” kata Kader Yayasan Pendidikan Soekarno, Yusuf Blegur kepada redaksi www.suaranasional.com, Senen (31/10/2022).

Kata Yusuf, lawan politik Anies selalu berkolaborasi dengan untuk berupaya menjungkalkan mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu.

“Selalu kegagalan dan jalan buntu menjungkalkan Anies yang dijumpai lawan politik, para pelaku tabiat buruk manusia yang berkolaborasi dengan setan,” jelasnya.

Kenapa upaya membegal Anies dengan pelbagai cara keji dan berbiaya mahal itu tak kunjung berhasil. Jawabannya sederhana, selain didukung rakyat, Anies selalu tampil apa adanya.

Kata Yusuf, dengan kesederhanaan, ketulusan dan kejujuran dalam bertugas mengemban amanat rakyat. Tentu saja dengan kerja keras dan kerja cerdas, yang dibekali qua intelektual dan qua ideologi. Sikap rendah hati, terbuka dan egaliter juga menjadi penguat behavior cerdas dan santun yang dimiliki Anies.

“Kenyataan-kenyataan itu yang tak terbantahkan dan tak bisa dimanipulasi, oleh anasir kekuatan apapun yang tak ingin perubahan Indonesia yang lebih baik dibawah kepemimpinan Anies,” paparnya.

Yusuf mengatakan, para politisi dan pejabat kompetitor Anies, kebanyakan sudah tersandera bahkan hampir semuanya terbelenggu dalam dosa politik dan catatan hitam sejarah. Ada yang terlibat skandal korupsi E-KTP, kasus Semen Mendem, tragedi Wadas hingga kejahatan terhadap perusakan lingkungan dan komunitas.

“Mirisnya lagi, capres-capres mentereng dan penuh gaya itu, juga sering terlibat dalam pembajakan konstitusi, hingga berhubungan gelap dengan korporasi hitam dan mafia, serta pelbagai kejahatan kemanusiaan lainnya. Betapapun populer dan eksentriknya bertingkah, capres-capres yang sangat bergantung pada oligarki itu, sudah menjadi kartu mati di mata rakyat. Betapapun uang berlimpah dan fasilitas menggiurkan miliknya berupaya membeli demokrasi,” tegas Yusuf

Berbeda dengan figur Anies yang asli dan genuin, figurnya merupakan fakta bukan citra. Kepribadian Anies yang otentik, yang memiliki karakter dan integritas, jauh dari pencitraan.

“Ya, bukan pencitraan yang selama ini bertebaran dalam wujud banyak pemimpin penuh janji dan segudang kebohongan. Keji pula,” pungkasnya.