Lebih Cepat Memenjarakan Anies akan Mempercepat Lahirnya Huru Hara Nasional

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Bocorknya rencana dan rekayasa akan memenjarakan Anies Baswedan medan telah membawa ranah persoalannya bukan sekedar masalah Capres tetapi sudah masuk pada ranah keadilan yang terus dinjak dan disepelekan oleh rezim.

Arah bidik ancaman mengarah ke Anies Baswedan akan nyasar kepada siapapun yang berseberangan degan kekuasaan saat ini. Karena mereka sudah mendungukan diri atas perkembangan politik yang telah berubah.

Suhu dan perkembangan politik berkembang dinamis. Kemenangan politik hanya akan mengikuti perkembangan dan dinamika yang sedang dan akan terjadi.

Metode kemenangan pada masa tertentu tidak bisa sebagai jaminan digunakan untuk situasi dan masa yang berbeda.

Rezim saat saat ini sedang terpesona atas keberhasilan mengendalikan politik selama ini. Bahkan bisa melewati masa masa sangat gelap seperti terjadinya pembunuhan satu masa dengan masa yang lain relatif tidak ada perlawanan yang berarti dari masyarakat.

Bahkan dengan pongahnya oknum aparat atau pejabat terkait dengan bangganya mengatakan semua bisa diatasi. Kedepanpun bisa kita selesaikan sekeras dan sebesar apapun protes dan demo demo dari masyarakat.

BACA JUGA: Terbongkar, Penyebar Hoaks yang Ngaku Penjual Dawet Kanjuruhan Wakil Ketua DPD PSI Malang

Sangat mungkin mereka juga merasakan tekanan politik yang makin menakutkan tetapi mereka bertahan dengan caranya terus mengolah keadaan seolah olah keadaan masih aman dan terkendali.

Keadaan negara makin runcing dan rumit di luar akan sehat dan akal konstitusi. Mendekati Pilpres aura politiknya sudah masuk ranah kebiadaban tipuan dan pemaksaan praktek politik Oligarki yang ingin terus mencengkeram negara ini,

Bocornya informasi yang konon bersumber langsung dari istana bahasa “oh, sebenar lagi Anies masuk penjara” ( Andi Arief : 25.09.2022 ), boleh disepelekan tetapi tiba tiba bisa menjadi bah bencana nasional, kalau benar terjadi.

Rencana memenjarakan Anies sebenarnya terhalang dengan macam macam kasus yang terang benderang diabaikan. Kondisi tersebut terbaca dengan utuh oleh masyarakat luas.

Persoalan Anies harus di penjara akan membawa ada persepsi ini bukan semata terkait dengan pencapresan pada Pilpres 2024, tetapi telah masuk pada ranah kebiadaban dan perilaku tirani rezim.

Emosi masyarakat dari macam masalah terahir dari kasus Sambo  sampai terbunuhnya ratusan manusia di Kanjuruan Malang Jawa Timur, tidak ada pihak pihak yang merasa paling bertanggung jawab menyimpan sekam dalam api.

Rezim terkesan mengunakan pakem teori bahwa “sasaran utama adalah kemenangan tidak peduli soal keadilan dan keseimbangan”

Lahirnya beberapa tokoh masyarakat yang siap pimpin Revolusi adalah sinyal keadaan sudah tidak bisa lagi  kompromi dengan humanis dan jalan konstitusional tetapi memaksa harus melewati jalan keras.

Artinya benturan antara penguasa dengan rakyat sudah diambang pintu. Benturan ( ketika di maknai perang ) itu manusiawi penuh sifat baik dan buruk.

BACA JUGA: Surat Terbuka Kepada Anies Baswedan

Seperti dikatakan oleh Fyodor Dortoyevsky : “tanpa perang manusia terperangkap dalam kenyamanan dsn kekayaan dan karena kehilangan kapasitas untuk pemikiran dan perasaan besar, mereka menjadi sinis dan merosot menjadi barbar”

Untuk mengendalikan rezim tidak lepas kendali asal menangkap , memenjarakan seseorang karena sebagai rivalitas yang dianggap membahayakan kekuasaannya.

Adalah kesalahan fatal dan beriko balik sangat besar. Semakin cepat Anies Baswedan di kriminalisasi, ditangkap dan di penjara dipastikan akan menjadi amunisi besar revolusi akan terjadi di negara kita. Minim huhu hara pasti akan terjadi

Berbeda dengan kasus HRS yang masanya akhirnya, karena Anies saat ini bergerak cepat membawa gerbong kekuatan politik sehingga resiko memenjarakan Anies Baswedan sesungguhnya lebih besar resikonya ketika rezim relah berhasil memenjarakan HRS saat itu.