Ganjar Menyanjung, Mega tak Tersanjung

Oleh: Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)

Bulan Juni 2022 ini setidaknya ada 2 (dua) partai, yaitu Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melaksanakan Rapat Kerja Nasional atau Rakernas. Satu partai lagi, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melaksanakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).

Rentetan Rakernas dan Rapimnas ketiga partai tersebut sedikit banyak telah menyita perhatian publik. Tensi politik nasional naik. Isu yang paling disorot publik adalah soal calon presiden yang bakal diusung di Pilpres 2024.

Partai NasDem menyebut tiga nama. Ada nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan yang mendapat dukungan paling banyak dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem.

Anies Rasyid Baswedan sendiri mengapresiasi langkah Partai NasDem telah menyebut namanya masuk nominasi calon presiden dari Partai NasDem.

Ada pula nama Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa. Bintang Andika Perkasa diprediksi akan bersinar bila batas usia pensiunnya diperpanjang hingga umur 60 tahun yang memungkinkan Andika Perkasa menjabat Panglima TNI sampai tahun 2024. Menurut catatan, Andika Perkasa bakal pensiun 21 Desember 2022.

Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hasil Rapimnas belum menyebut nama. Baru menyebut kriteria calon presiden. Enam kriteria calon presiden. Namun di arena Rapimnas PKS beredar dua nama, yaitu Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf al-Jufri dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden. Malah ada yang menilai keenam kriteria calon presiden dari PKS mengarah ke sosok Anies Rasyid Baswedan.

Hampir sama dengan PKS. Rakernas PDIP pun tidak mengumumkan nama calon presiden dari PDIP. Bahasanya masih klise. Calon presiden dari PDIP hak prerogatif Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Tampaknya PDIP sengaja belum mengumumkan calon presiden untuk menghindari makin meruncingnya hubungan antara Megawati Soekarnoputri dengan Jokowi dan Ganjar Pranowo. Berdamai dengan keadaan untuk sementara waktu.

Akhir-akhir ini pun Jokowi dan Ganjar Pranowo mulai menunjukkan ‘loyalitas’nya pada Megawati Soekarnoputri seperti terlihat dalam video yang banyak beredar.

Presiden Jokowi menghadap Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri jelang pembukaan Rakernas PDIP 21 Juni 2022. Banyak pihak yang protes atas perlakuan terhadap Presiden Jokowi yang terkesan seolah-olah menjadi anak buah ketua umum partai. Padahal Jokowi seorang Presiden dan Kepala Negara.

Megawati Soekarnoputri dalam pembukaan Rakernas PDIP, 21 Juni 2022 sempat marah besar sampai tunjuk-tunjuk kader PDIP, ‘Siapa yang bermanuver keluar.’

Megawati Soekarnoputri mengingatkan kadernya agar tak bermain dua-tiga kaki dalam Pemilu 2024. Ia bahkan tak segan-segan mengancam kader PDIP yang bermain dua-tiga kaki.

Menurut Ketua Umum PDIP sepanjang masa dan tak tergantikan itu, “Kalian siapa yang berbuat manuver keluar, karena apa? Tidak ada dalam PDIP itu yang namanya main dua kaki, main tiga kaki melakukan manuver.”

Kabarnya kemarahan Megawati Soekarnoputri tersebut mengarah ke Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo yang dinilai bermain dua-tiga kaki di Pilpres 2024. Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri-dari Golkar, PAN dan PPP dituding atas arahan istana.

Entah kemarahan Megawati Soekarnoputri tersebut sinyal kemarahan pada Jokowi dan Ganjar Pranowo atau bukan. Yang jelas kita mendengar rencana koalisi PDIP dengan Gerindra sudah terdengar sejak 2019. Berlanjut atau bakal mengalami hal yang sama dengan perjanjian Batu Tulis. Rencana duet Prabowo Subianto-Puan Maharani di Pilpres 2024.

Tanda-tanda Megawati Soekarnoputri mulai melunak ke Jokowi dan Ganjar Pranowo? Mengingatkan kita saat polemik anak tertua Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang sempat ditolak oleh Megawati Soekarnoputri sebagai calon walikota Solo dari PDIP. Akankah hal yang sama akan terjadi pada Ganjar Pranowo? Wallahua’lam

Di sela-sela Rakernas PDIP, Megawati Soekarnoputri pun panen pujian dan sanjungan dari Jokowi dan Ganjar Pranowo.

Misalnya respon Ganjar Pranowo saat disebut sebagai salahsatu calon presiden dari Partai NasDem. Sayangnya, respon Ganjar Pranowo kabarnya membuat petinggi Partai NasDem tersinggung. Ganjar mengaku akan tetap loyal pada partainya, yakni PDIP. Ia hanya akan tetap menurut pada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Sikap Ganjar Pranowo yang agak berbeda dari sebelumnya. Mulai menyanjung dan menunjukkan loyalitas tunggal pada Sang Ketua Umum PDIP.

“Ya semua orang bisa memberikan, kami menghormati partai apa pun, gitu ya, karena saya anggota PDIP tentu keputusan tegak lurus pada Ibu Ketum.” Begitulah respon Ganjar Pranowo.

Banyak pihak menilai respon Ganjar Pranowo atas hasil Rakernas NasDem ada kaitannya dengan upaya Ganjar Pranowo berburu tiket calon presiden dari PDIP. Sementara PDIP sendiri santer terdengar akan mencalonkan Puan Maharani di Pilpres 2024.

Mungkin saja telah tercapai kesepakatan baru. Ganjar Pranowo mendapat restu calon presiden dari PDIP. Kelak jika terpilih sebagai presiden tidak akan merebut kursi Ketua Umum PDIP dari trah Soekarno.

Desas-desus beredar, ada upaya Jokowi setelah tidak jadi presiden mengincar posisi Ketua Umum PDIP pasca Megawati Soekarnoputri.

Inilah kekhawatiran terbesar Megawati Soekarnoputri. Apalagi Puan Maharani tidak terlalu ‘menjual’. Amat berbeda dengan kemunculan Megawati Soekarnoputri pada era orde baru.

Wallahua’lam bish-shawab

Bandung, 25 Dzulqa’dah 1443/25 Juni 2022