Habib Umar Alhamid: Mengapa TNI dan Umat Islam tak Dapat Dipisahkan?

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Umat Islam tidak dapat dipisahkan. Karena dalam sejarahnya kelahiran TNI berasal dari berbagai laskar umat Islam yang berjuang melawan Belanda dalam merebut kemerdekaan Indonesia.

Jadi wajar jika sekarang ini TNI dan umat Islam itu dekat, karena keduanya punya ikatan emosional yang kuat sejak TNI itu belum terbentuk.

“Dilihat dari sejarah TNI dan umat Islam tidak bisa dipisahkan karena keduanya mempunyai sejarah dan ikatan masa lalu yang baik,” ujar Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Rabu (20/4/2022).

Menurutnya, berdasarkan sejarah, TNI terlahir dari berbagai laskar umat Islam yang berjuang melawan Belanda dalam merebut kemerdekaan.

Laskar itu berasal dari bahasa Arab yang artinya tentara. Para ulama saat itu memberikan semangat melawan penjajahan.

“Maka wajar dan sudah sepantasnya kalau TNI sekarang ini mendukung segala kegiatan umat khususnya umat islam pada bulan suci ramadhan ini,” jelasnya.

Lebih jauh Habib Umar mengatakan, sekarang saatnya kita menjaga harmonisasi antara TNI dan rakyat, khususnya umat Islam agar tidak mudah diadu domba.

“Sejarah telah menorehkan sebuah peristiwa kelam tentang G 30 S/PKI Bagimana Solidnya peran TNI dan Umat Islam dalam menumpas pengkhianatan PKI pada saat itu. Semoga sejarah memberikan pelajaran untuk kita semua, agar tragedi yang banyak makan korban itu tidak terulang lagi,” tuturnya

Menyoal perpecahan dan terbelahnya anak bangsa belakangan ini Habib Umar yang juga inisiator Persaudaraan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Indonesia (Paswajah Indonesia) mengatakan, perpecahan dan terbelahnya anak bangsa ini harus segera disudahi karena hal itu tidak menguntungkan buat negeri ini.

Untuk itu, Habib mengajak kepada para tokoh nasional dan pada semua pihak khususnya para penegak hukum untuk bersikap bijaksana dan adil yang seadil-adilnya dalam menyelesaikan masalah di republik ini.

TNI, Polri dan Kejaksaan (institusi penegak hukum -red) harus berani memberikan masukan kepada Presiden Jokowi soal keadaan bangsa dan negara yang sebenarnya.

“Sehingga keinginan pemerintah untuk menjadikan Indonesia menjadi negara maju dan disegani oleh dunia internasional bisa menjadi kenyataan,” pungkasnya.