Setujui Pertamax Naik Rp 16.000 per Liter, Aktivis Malari 74: DPR Pengkhianat Rakyat

DPR menjadi pengkhianat rakyat atas sikapnya yang menyetujui kenaikan pertamax Rp16.000 per liter. Kenaikan harga Pertamax akan diikuti melangitnya harga kebutuhan pokok.

“DPR sudah bukan lembaga wakil rakyat tapi pengkhianat rakyat atas sikapnya menyetujui kenaikan Pertamax Rp16.000 per liter,” kata aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (30/3/2022).

Menurut tahanan politik era Soeharto, banyak warga miskin yang motornya harus menggunakan Pertamax. “Pengemudi ojek online ada yang motornya harus menggunakan Pertamax ketika menggunakan Pertalite tarikan motornya kurang bagus,” ungkapnya.

Kata Salim, DPR hanya menjadi stempel pemerintahan dan tidak bisa menjadi menyambung aspirasi rakyat. “Dampak kenaikan harga Pertamax ke kebutuhan harga pokok. Lihat di pasar ibu-ibu menjerit atas kenaikan harga kebutuhan bahan pokok,” jelas Salim.

Salim mengatakan, kesabaran rakyat ada batasnya dan kemungkinan ada gerakan Reformasi Jilid 2 yang menduduki gedung DPR. “Suara di berbagai daerah sudah minta Jokowi mundur dari jabatannya,” papar Salim.

Komisi VI DPR RI menyetujui PT Pertamina (Persero) untuk melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 92 atau Pertamax.

Langkah itu didukung karena harga jual bensin Pertamax yang sudah jauh dari nilai keekonomian.

“Hari ini Pertamax belum mengikuti mekanisme pasar, jadi mungkin dukungan diperlukan,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dalam RDP dengan Dirut Pertamina yang disiarkan secara daring pada Senin (28/3/2022).

“Komisi VI DPR RI mendukung penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang mengikuti harga keekonomian minyak dunia untuk menjamin kesehatan keuangan PT Pertamina (Persero) dalam menjalankan penugasan pemerintah,” demikian satu poin kesimpulan yang dibacakan dalam RDP dengan Dirut Pertamina.

Nicke menjelaskan, Pertamina sejauh ini melakukan penyesuaian harga untuk beberapa jenis BBM nonsubsidi, diantaranya Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex yang secara volume hanya 2 persen dari total penjualan BBM Pertamina.

“Even Pertamax itu digunakan untuk mobil bagus, jadi sudah sewajarnya dinaikkan karena ini bukan untuk masyarakat miskin,” ujar Nicke.