Hukum Mati Habitat Oligarki dan Pengkhianat Konstitusi

Oleh: *Yusuf Blegur

Saat negara sudah porak-poranda seperti sekarang ini.
Ketika bahan pangan sulit ditemui dan harga sembako semakin tak terbeli.
Kebanyakan pejabat
hanya bisa basa-basi dan mengobral janji yang selalu diingkari.
Birokrat dan politisi terus kehilangan nurani sembari tak tahu malu menjual diri.

Sedulur dan lingkaran istana sibuk menikmati mabuk pesta KKN serta merusak NKRI.
Mereduksi agama berselimut agenda liberalisasi dan sekulerisasi.
Utang menjulang tinggi dan
gagal membangun IKN, lunglai terseok-seok mencari solusi.
Gencar menuding Islam dengan intoleransi dan radikalisasi, ujung-ujungnya umat juga yang diminta donasi.

Ternak-ternak oligarki bersiasat menunda pemilu 2024 dan amandemen UUD 1945, mengandalkan kompensasi atau represi membungkam demokrasi.
Mengakali konstitusi demi memenuhi syahwat kelompok dan pribadi.
Pemerintahan dipenuhi ilusi dan miskin prestasi.
Menjelma sebagai pemimpin haus kekuasan dan penuh ambisi.

Rakyat terasa sesak dada dan napas tersengal-sengal menahan sakit, karena berulang-kali diperkosa rezim tirani.
Kondisi rakyat terus mengalami keterpurukan di sana-sini, seperti sekarat di antara hidup dan mati.
Sampai kapan rakyat diam dan tertindas?, atau menunggu momentum menyiapkan sangsi hukum mati habitat oligarki dan penghianat konstitusi.

*Mantan Presidium GMNI