Marah Terkait Impor, SBK: Retorika Jokowi untuk Mencari Simpati Rakyat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang marah terhadap menteri, pejabat negara, kepala daerah adanya kebijakan impor hanya retorika untuk mencari simpati rakyat.

“Jokowi sudah bilang setop impor sejak 2014 tetapi masih berlangsung sampai sekarang. Kemarahan Jokowi adanya impor yang dilakukan menteri, pejabat tinggi negara termasuk kepala daerah hanya retorika untuk mencari simpati rakyat,” kata pengamat seniman politik Mustari atau biasa dipanggil Si Bangsat Kalem (SBK) kepada redaksi www.suaranasional.com, Sabtu (26/3/2022).

Menurut SBK, selama ini tidak ada visi dan misi menteri sehingga semua kebijakan tanggung jawab Presiden Jokowi. “Pihak Mabes Polri juga telah memberikan jawaban bahwa seragam Polri yang dituding impor Jokowi justru sesuai arahan mantan Wali Kota Solo itu,” paparnya.

SBK mengatakan, Jokowi hanya mencari sensasi atas kemarahan di muka umum. “Jokowi sebagai kepala negara mempunyai kewenangan penuh panggil para menteri dan minta untuk menghentikan impor,” jelas SBK.

Presiden Jokowi geram banyak kementerian yang masih mengimpor produk untuk kegiatan operasional mereka.

Kemarahan Jokowi itu disampaikan di hadapan para menteri dan kepala daerah dalam acara Afirmasi Bangga Buatan Produk Indonesia yang digelar di Bali, Jumat (25/3/2022).

Dalam pidatonya, dia beberapa kali menyebut kata “bodoh” hingga melarang hadirin bertepuk tangan.

Jokowi mengatakan, anggaran pengadaan barang dan jasa sebenarnya sangat besar. Anggaran pemerintah pusat mencapai Rp 526 triliun, pemerintah daerah Rp 535 triliun, dan BUMN Rp 420 triliun.

Jika saja 40 persen dari total anggaran digunakan untuk pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri, Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat.

Bahkan, jika belanja produk dalam negeri ditingkatkan, dia optimistis kementerian dan BUMN tak perlu lagi mencari investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Tidak perlu cari investor, kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi di pabrik-pabrik, industri-industri, UKM-UKM kita, kok nggak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini,” ucapnya.