Anies Putra Sang Fajar

Oleh: *Yusuf Blegur

Jauh sebelum menyandang gelar proklamator dan pendiri bangsa, penyambung lidah rakyat dan pemimpin besar revolusi. Soekarno lebih dulu dijuluki putra sang fajar saat ia baru saja dilahirkan. Putra yang awalnya bernama Kusno, dipenuhi semangat membebaskan negara bangsa dari kolonialisme dan imperialisme saat itu. Kini sejarah berulang, putra sang fajar itu lahir kembali mewujud Anies yang berhadapan dengan kapitalisme gaya baru berbentuk oligarki.

Setelah sekian lama dalam masa penjajahan dan 76 tahun menjadi negara bangsa yang merdeka. Sesungguhnya Indonesia belum merdeka sepenuhnya, belum berdaulat sepenuhnya dan belum mandiri sepenuhnya. Apa yang telah diperjuangkan Soekarno dan para pendiri bangsa lainnya, seperti tak berbuah manis, bahkan realitas kehidupan rakyat saat ini, tak ubahnya seperti kembali pada masa kolonialisme.

Kekayaaan sumber daya alam dikuras hanya untuk kepentingan asing dan aseng. Kedaualtan negara rapuh seiring hancurnya ketahanan pangan, ditandai langkanya minyak goreng, kedelai, gula, garam dan akan banyak lagi kehilangan kebutuhan rakyat yang utama.

Tidak ada ruang demokrasi dan aparat begitu represif, sama halnya dengan pemerintahan kolonial yang menindas rakyat pribumi. Kehidupan ekonomi begitu morat-marit, rakyat semakin miskin dan sulit memenuhi kebutuhan sembako sehari-hari.

Dalam penderitaan dan hidup menanggung utang negara, rakyat hanya bisa melihat korupsi dan pesta-pora para penguasa. Seperti dulu yang dilakukan oleh para kompeni dan kini yang mewujud oligarki.

Indonesia seperti kembali pada jaman kegelapan, dimana hak asasi manusia menjadi sangat rendah dan terhinakan. Di sana-sini rakyat diperlakukan dengan biadab, tak ubah sebagai budak yang harus tunduk dan patuh pada majikannya. Kedzoliman penguasa begitu ekspresif fan telanjang dipertontonkan, rakyat dipaksa melaksanakan kewajibannya, sementara haknya dicabut bahkan hanya untuk sekedar hidup layak.

Negara diperkosa dan rakyat sengsara menanggung beban hidup yang begitu berat karena ulah penguasa. Mirisnya, Panca Sila, UUD 1945 dan NKRI ditafsirkan sendiri dan digunakan sebagai alat legalitas dan legitimasi penjajahan gaya baru oleh penyelenggara negara. Sebuah kenyataan-kenyataan menghadapi penjajahan bangsa asing tidak sesulit menghadapi bangsa sendiri seperti kata Soekarno putra sang fajar.

Ada semacam adagium, tiap pemimpin ada jamannya, tiap jaman ada pemimpinnya. Petuah lama itu terbukti ada benarnya dan selalu berada dalam siklus sejarah peradaban manusia. Indonesia menjadi bangsa yang tidak terkecuali terlepas dari itu. Negara yang luar biasa kebesaran dan kekerdilannya, kekayaan dan kemiskinannya, keberadaban dan kebiadaban, kemuliaan akhlak dan kebejatan moralnya rakyatnya. Semua kontradiksi bangsa yang seiring dengan silih-bergantinya kehadiran pemimpin yang adil dan dzolim.

Setelah era keemasan dan gejolak dari peran-peran sejarah para pemimpin terdahulu, Indonesia kembali mengalami periode kemunduran dan keterpurukan sebagai sebuah negara bangsa. Terlebih setelah era reformasi yang digadang-gadang sebagai era perubahan kehidupan yang lebih baik. Alih-alih menghadirkan pemimpin tegas yang membawa kemakmuran dan keadilan sosial bagi rakyat. Indonesia justru mencapai titik nadir yang memprihatinkan dan mengenaskan.

Dengan segala penyelenggaraan kehidupan negara yang jauh dari ideal. Kondisi negara semakin diperparah dengan tingkah pola pemimpin yang mengokohkan kemudharatan. Dipenuhi korupsi, kriminalisasi dan semua kebijakan tidak manusiawi, para pejabat angkuh dan arogan menjalankan kekuasaannya.

Putra Sang Fajar Reborn

Jejak rekam dan segala behavior yang ditampilkan Anies dalam kebijakan pemerintahan provinsi DKI Jakarta, seakan memenuhi dahaga panjang sekaligus kerinduan yang tak tertahan akan hadirnya pemimpin yang menjadi idola dan didambakan seluruh rakyat Indonesia.

Selaku gubernur kota metropolis, Anies mewujudkan pembangunan dan semua harapan warganya dengan cara-cara yang humanis, beradab dan beretika santun. Semua hal-hal yang mendasar dan menjadi prinsip dari karakter seorang pemimpin yang sebenarnya.

Melalui Jakarta, Anies sejatinya memberi isyarat pada pemerintahan pusat bagaimana sebenarnya menjemen kepemimpinan dan birokrasi yang kapabel, akuntabel dan transparan. Kepemimpinanan dalam mengelola sistem yang mengutamakan amanah dan berintegritas. Bukan serampangan dan ugal-ugalan, apalagi sampai menghianati amanat penderitaan rakyat hingga menjadi musuh yang nyata bagi Panca Sila, UUD 1945 dan NKRI.

Anies benar-benar mewujudkan seperti apa pemerintah yang menjadi representasi negara itu benar-benar hadir dan memberi manfaat bagi rakyatnya. Anies tanpa bada-basi dan kongkrit memberikan pelayanan dan perlindungan bagi lapisan masyarakat tak berpunya dan terpinggirkan. Kebijakan berbasis kemanusiaan dan keadilan menjadi prioritas Anies menyentuh warganya dengan pembangunan Jakarta. Mulai dari pembebasan pajak PBB bagi para veteran pejuang dan para pahlawan, perhatian sungguh-sungguh pada para lansia dan kalangan disabilitas, merangkaii moda transportasi yang nyaman dan memanjakan, hingga pembangunan rumah aquarium bagi korban penggusuran dan masyarakat miskin kota telah diwujudkan Anies.

Mengelola problematika kehidupan masyarakat Jakarta yang laten dan intens seperti kemacetan, banjir, dan pelbagai kesemrawutan interaksi dan lingkungan sosial di tanah betawi itu, mampu diurai Anies dengan pendekatan yang partisipatif dan peran aktif semua elemen pemerintahan dan warganya. Sinergi dan elaborasi semua instrumen kepentingan dan pemangku kepentingan publik itu, pada akhirnya mampu mengeliminasi setidaknya mereduksi permasalahan Kota Jakarta.

Anies yang humanis tak kehilangan ketegasan dan idealismenya dalam kebijakan program-program pembangunannya. Keberpihakan terhadap wong cilik itu tidak pernah surut dan tak akan hilang dalam pikiran, ucapan dan tindakannya. Salah satunya adalah ketika berani dan mampu menghentikan proyek reklamasi besutan para para pemilik modal atau para cukong taipan di pesisir Jakarta. Sikap komitmen dan konsistesi Anies itu, bukan hanya untuk menjaga ekosistem dan kelestarian lingkungan hidup semata. Lebih dari itu Anies juga teguh dan setia mewujudkan rasa keadilan sosial ekonomi, sosial politik dan sosial hukum khusunya bagi rakyat pribumi bumiputera. Anies benar-benar dan bersungguh-sungguh mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan memanusiakan manusia.

Masih banyak lagi proram-program pembangunan yang telah mengangkat drajat hidup dan status sosial masyarakat lapisan bawah yang dilakukan Anies, yang mengukir banyak prestasi dan penghargaan. Anies satu-satunya pemimpin di Indonesia yang mampu membangun hubungan kesetaraan dan sinergi antara masyarakat kelas bawah dengan kelompok “the have”. Disparitas dan kesenjangan sosial direkatkan oleh Anies dengan memberi asupan keadilan dan perlakuan yang layak bagi masyarakat yang hidupnya kurang beruntung. Pembangunan dan Modernitas harus bisa dinikmati semua kalangan tanpa batasan primordial dan sektarian. Melampaui batas-batas sekedar pikiran dan tindakan biasa untuk kemajuan kotanya dan kebahagiaan warganya.

Pada akhirnya, jelang menuntaskan pengabdiannya menata Jakarta. Anies telah membuktikan ia seorang pemimpin yang dicintai bukan hanya oleh warga Jakarta, Anies juga diinginkan dan dibutuhkan seluruh rakyat Indonesia. Sepertinya negara bangsa ini mendesak untuk mendapatkan pemimpin yang tahan uji dari gelombang penderitaan berupa hujatan kebencian dan fitnah, namun tetap fokus pada kerja yang nyata menyejahterakan rakyatnya. Seorang Anies telah memberi keteladana itu. Bukan citra diri semu dan polesan aksesoris murahan yang penuh tabiat hipokrit dan menghianati negara bangsa.

Sembari menunggu kesadaran rakyat dari hipnotis dan sihir massal imperialime dan kolonialisme yang bermetamorfisis sebagai oligarki. Anies tak terbantahkan telah menjadi pemimpin sejati dan dan ideal bagi Indonesia, seperti yang diharapkan dan diinginkan seluruh rakyat Indonesia. Anies-lah yang kini menjadi satu-satunya tumpuan dan tempat bersandar bagi rakyat, negara dan bangsa ini yang telah mengalami krisis kepemimpinan nasional. Anies jugalah yang dilahirkan dari rahim ibu pertiwi yang sedang menangis dan bersusah hati. In syaa Allah, Anies yang akan menuntun dan membawa Indonesia menjadi negeri yang berdaulat dan bermartabat untuk kemakmuran dan keadilan Indonesia.

Seorang pemimpin yang ditakdirkan mengembalikan jalan lurus negara bangsa kembali ke tujuan dan cita-cita proklamasi kemerdekaan RI. Dari Anies yang dilahirkan sebagai putra sang fajar bagi situasi dan kondisi negeri kekinian. Anies R Baswedan, terus bergerak, belajar dan mengambil hikmah kepemimpinan Soekarno masa lalu. Anies, putra sang fajar yang reborn di jamannya.

Fajar yang akan terbit melewati kegelapan yang menyelimuti Indonesia saat ini.

Wallahualam bishawab.