Kucuran Dana Es Doger, Guru Besar ITS: Kesan Pencucian Uang Melalui Bisnis Anak Pejabat Sulit Ditolak

Ada kesan pencucian uang bisnis es doger milik anak pejabat di negeri ini yang mendapatkan kucuran dana dari perusahaan yang mempunyai masalah dalam penebangan hutan. Pimpinan perusahaan yang mengucurkan dana ke bisnis es doger diangkat menjadi duta besar RI di Korea Selatan.

“Dalam bisnis es doger sulit menolak kesan bahwa terjadi perdagangan pengaruh oleh pejabat tinggi serta pencucian uang melalui bisnis anak pejabat tersebut,” kata Guru Besar ITS Prof Daniel Mohammad Rosyid dalam artikel berjudul “Nepotisme Es Doger”, Ahad (30/1/2022).

Bisnis es doger anak pejabat di negeri ini ada kesan nepotisme dan pencucian uang, kata Daniel ketika pemilik perusahaan yang telah mengucurkan dana tersebut sudah terbukti bersalah di pengadilan dalam kasus pembakaran hutan. “Lalu diangkat menjadi duta besar tanpa kompetensi dan rekam jejak diplomat yang jelas,” ungkapnya.

Ia mengatakan, KPK akan berada dalam posisi maju kena mundur kena dalam kasus dua anak pejabat yang telah dilaporkan Ubedilah Badrun. Mundur akan semakin kehilangan kepercayaan masyarakat, maju akan berhadapan dengan tembok jaringan kekuasan yang rumit, serta mungkin mematikan.

Pada saat Ubedilah Badrun harus menghadapi intimidasi dari berbagai pihak, kita yang masih waras harus memutuskan berdiri di belakangnya untuk mengembalikan amanat reformasi yang segera setelah dicetuskan langsung dikhianati.

Kasus yang dilaporkan Ubedilah , menurut Daniel, bukti terbaru kebangkitan nepotisme dan korupsi yang dulu menjatuhkan rezim Orde Baru. Ubedilah dkk aktivis 1998 harus belajar juga dari reformasi yang sesat jalan ini.

“Jika sejarah hanya pengulangan skenario yang sama tapi oleh tokoh yang berbeda, maka mungkin Faisal Basri benar bahwa rezim ini akan jatuh tidak lama lagi. Jika kita tidak belajar dari sejarah, maka sejarah akan mengajari kita dengan keras,” pungkasnya.