Pribumi Keturunan Bagian (I)

Uncategorized

Oleh: Umar M Alhamid (Ketua Umum Gentari)

Dimensi kehidupan dalam dua tahun terakhir ini mulai ramai dan diramaikan oleh isu murahan yang tidak relevan untuk dibesar-besarkan apalagi dipertentangkan. Tidak perlu mempertentangkan pribumi dan non pribumi. Siapa sesungguhnya pribumi asli. Bukankah berdasarkan sejarah orang Indonesia asli adalah keturunan Indochina juga.

Sebetulnya kalau mau melihat sejarah sebelum adanya republik Indonesia sudah ada etnis pribumi keturunan yang mendiami Nusantara. Misal Pribumi keturunan dari Arab dan juga ada pribumi keturunan Melayu dan mungkin India, China dan lain sebagainya. Tetapi ada kisah yang menarik dari pribumi keturunan Arab yang didominasi oleh para tokoh agama serta saudagar yang mana saat itu mereka datang ke Nusantara membawa pesan dan kesan dari Baginda Rasul Allah untuk berdakwa dan berniaga sehingga dengan mudahnya mereka dicintai oleh para pemangku adat dan raja di seluruh nusantara dan mereka mengikat tali kekeluargaan yang penuh dengan takthim dan ahlakul karimah.

Di antara mereka diminta untuk menyunting tali kekeluargaan dengan putri “mereka di antaranya putri-putri raja serta tokoh” pemuka adat dikarenakan para pendatang pribumi keturunan Arab tidak membawa istri dan akhirnya mereka menikahi wanita-wanita suku pribumi keturunan melayu serta menjalin kehidupan yang terhormat dgn memberi julukan pada keluarga suku pribumi melayu sebagai Ahwalna (saudara ibu kita) pemberian dan pengangkatan predikat mulya tersebut tidak pernah dilakukan di atas bumi ini hanya di nusantara.

Kedekatan anak saudara dari ibu ini luar biasa dilihat hingga saat ini.
Sebelum adanya NKRI orang keturunan arab ratusan tahun lalu sudah beradabtasi, berinteraksi, berasimilasi dan kawin mawin dengan puteri pribumi. Jadi saudara ibu disebut oleh keturunan Arab, Akhwalna atau Akhwal (berarti saudara ibu)

Jadi sangat tidak relevan dan tidak baik mempermasalahkan pribumi dan non pribumi keturunan Arab, karena keturunan Arab Indonesia adalah pribumi tulen.

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia peranan keturunan Arab cukup menonjol, sebuat MR. Hamid Alqadrie pembuat lambang burung Garuda , Imam Bonjol (bernama asli Ahmad Shahab ), Sayyid Muntahar, pencetus Pramuka dan pencipta lagu Hari Merdeka dan lagu Syukur, dll, A.R. Baswedan, pejuang dan bekas Menteri Muda Penerangan RI, Marthak, penyumbang rumah Proklamasi, dan masih banyak lagi tentunya

Sekali lagi, jangan mengkotak-kotakan sesama komponen bangsa. Itu sangat merugikan dalam kita berbangsa dan bernegara.

Kalau toh ada anak keturunan Arab yang bersuara lain, bukan berarti dia tidak mencintai Indonesia, tetapi lebih kepada kritik sosial yang membangun, agar Indonesia dalam koridor .

Ayo kembali kepada persatuan Indonesia sebagaimana dalam Pancasila.