Pemikirannya Kekiri-kirian, KAMI Lintas Provinsi Minta Agus Widjojo Dipecat dari Gubernur Lemhanas

Uncategorized

Pemikiran Agus Widjojo kekiri-kirian dan harus segera dipecat dari Gubernur Lemhanas dan tidak ditempatkan jabatan strategis lainnya.

“Jika dicermati pikiran dan tindakan Agus Widjodjo selaku Gubernur Lemhanas, lebih cenderung kekiri-kirian,” kata Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Lintas Provinsi dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Ahad (10/10/2021). “Meminta agar Agus Widjodjo diberhentikan dari Gubernur Lemhanas dan tidak lagi ditempatkan dalam jabatan strategis lainnya,” ungkapnya.

KAMI lintas provinsi menilai Agus Widjojo, asal ngomong alias asbun dan ngaco serta brutal terutama sewaktu wawancara dengan Najwa Shihab. Hanya didasarkan kepada persepsi. Menyalahkan Brigjen Junior Tumilaar yang membela habis Babinsa yang dipanggil Polri akibat berurusan dengan pembelaan pada rakyat.

Bahwa pernyataan Agus Widjojo saat perang TNI bersatu dengan rakyat, contohnya perang gerilya, tetapi setelah sistem demokrasi maka rakyat itu menjadi milik Presiden sebagai akibat adanya Pemilu Pilpres. Logika ngaco!.

“Asas rakyat berdaulat itu tidak hilang dengan terpilihnya Presiden. Karena Rakyat milik Presiden itu bukan di negara demokrasi tetapi di negara yang menganut asas “l’etat cest moi” Negara adalah Aku,” jelasnya.

KAMI lintas provinsi menilai pernyataan Agus Widjojo tentang kemanunggalan TNI dengan rakyat itu untuk prajurit bukan Mabes atau institusi. Ini lebih ngaco dan berbahaya.

“Pikiran Agus, Prajurit dilepas dari institusi. Prajurit menjadi obyek eksploitasi dan diserahkan pada rakyat untuk melayani. Ini doktrin licik TNI pola Agus Widjodjo. Sangat pantas jika kemudian para Perwira Tinggi hidupnya akan mewah dan berkelas, sementara Prajurit berlepotan di bedeng-bedeng seperti menderitanya rakyat kebanyakan. Jika pemikiran Agus seperti ini akan terbentuk kaum borjuasi para Jenderal,” ungkapnya.

Agus Widjojo secara brutal menyimpangkan dan sengaja melupakan Babinsa itu singkatan dari Bintara Pembina Desa yang merupakan Satuan Teritorial TNI AD yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Sebagai unsur terdepan Babinsa dituntut aktif mengatasi persoalan yang ada di lingkungannya.

“Ini doktrin agar TNI mencoba bersatu dan membantu rakyat sehingga terbentuk pertahanan rakyat semesta, artinya TNI bukan menipu dan membebani rakyat apalagi membiarkan rakyat menderita, karena perlakuan kesewenangan musuh atau kesewenangan kekuasaan yang disimpangkan oleh aparat,” paparnya.