Curang, Luhut Aquisisi Zirex

Uncategorized

Oleh Djoko Edhi Abdurahman (Advokat, Wasekjen DPP KAI, Wasek LPBH PBNU, mantan Komisi III DPR).

LBP sudah beli saham Zirex, sebanyak 51%. Saya kurang tahu belinya di mana, di bursa atau langsung. Menurut infonya, Zirex sudah memperoleh kontrak Rp 700 Miliar, pengadaan komputer laptop siswanya Nadiem Makarim.

Luar biasa Medikbud ala Jokowi itu. Tapi lebih luar biasa si LBP. Sebelumnya, Zirex belum masuk produsen yang memenuhi kandungan dalam negeri. Artinya, produksinya kurang dari 25% kandungan dalam negeri, atau lebih 75% impor.

Sampai pekan lalu, baru 5 perusahaan komputer yang masuk. Axio DKK terlempar dari persaingan. Yang hebat Zirex, begitu sahamnya dibeli Luhut, langsung Zirex dinyatakan oleh “surat elektronik” Nadiem masuk, memenuhi syarat.

QI QI QI terhadap Luhut, Nadiem takut walau sudah dibeckingi Madame Bansos, Madame Megawati.
Pada galibnya proyek pengadaan komputer laptop ini adalah untuk bagi-bagi di wilayah Madame Bansos.

Luhut adalah kompetitor. Ia baru ikut belakangan dan bersuara keras tentang laptop buatan dalam negeri. Tapi ia dapat duluan dengan mengakuisisi Zirex. Luar biasa tricky macan tua dari Laguboti ini. Mana KPPU? Sebab, praktek Luhut itu haram hukumnya menurut hukum ekonomi. Luhut, jujur saja susah, enggak diajari di Laguboti sana. Haram itu!

Pengadaan laptop tadi sesungguhnya ialah Chrome Book, lebih kecil daripada Laptop, selebar buku. Cocoklah utk siswa karena processornya core 2.

Model Core to duo adalah model tahun 2000 dari Intel. Pemerintah mau beli 140.000 unit (duh sedang lupa saya, kena faktor U). Atau sekitar Rp 12,7 T untuk digunakan siswa daring.

Lama sekali pembangunan Indonesia. Saya DKK mengajukan daring sekolah 17 tahun lalu ke Menristek Hatta Rajasa. Daringnya masih pakai teknologi radio link dan modem to modem. Tak ada beritanya.

Sesungguhnya, spek Laptop itu Rp 3 Juta. Tapi dimark up Rp 10 juta. Ganas korupnya Nadiem. LKalau beli ke pabriknya di Cina sana cuma Rp 1,8 juta. Jadi, untung besar LBP karena punya banyak Cina.

Tak ada dari produk laptop yang tak mampu diproduksi oleh Tangerang, saat ini. Kecuali laptop produk tertutup seperti Apel. Coba saja kita bedah komponen motherboard, kecuali processor, semuanya dapat diproduksi oleh Tangerang. Maksud saya, pabrikan di Tangerang. Jadi karena program daring Dikbud, pakai produksi tangerang saja. Sebab, pembelian barang yang sustainable. Tapi jangan curang kayak LBP. Ngomong content dalam negeri ujungnya aquisisi Zirex.

Mending Menperin rekomendasikan Asusteck Master (Asus) yang sedang senin kemis untuk memproduksi Laptop harga standar. Kasihan juga Asus. Agennya pun sudah bangkrut. Padahal asus produk kuat dan canggih.