Polisi Perlihatkan Kaos FPI Terduga Teroris, Nicho Silalahi: Lagu Lama Aransemen Baru & Publik Harus Fokus Korupsi Bansos

Lagu lama dengan aransamen baru sedang diperlihatkan ke publik ketika polisi memperlihatkan barang bukti terduga teroris berupa kaos FPI maupun buku-buku berisi jihad.

Demikian dikatakan aktivis Molekul Pancasila Nicho Silalahi dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Selasa (30/3/2021). “Publik lebih cerdas dalam menyikapi bom Makassar dan penangkapan terduga teroris yang dicoba digiring ke FPI,” ungkapnya.

Ia mengatakan, publik makin tersadar hasil investigasi Tempo yang menyebut polisi yang mati bukan pelaku pembunuhan enam Laskar FPI. “Secara fakta, FPI dimenangkan, namun tiba-tiba saja polisi memperlihatkan kaos FPI terduga teroris. Ini artinya ada upaya penggiringan opini FPI terduga teroris,” jelasnya.

Kata Nicho, publik harus fokus dugaan korupsi bansos yang dilakukan elit PDIP. “KPK harus didesak untuk segera memeriksa Herman Hery, Madam dan Anak Pak Lurah,” ungkapnya.

Menurut Nicho, nampaknya KPK terlalu takut dengan Herman Hery, Madam dan Anak Pak Lurah yang dianggap dekat dengan kekuasaan. “KPK dibiayai uang rakyat dan jangan sampai takut dalam penegakan hukum pemberantasan korupsi. KPK telah diberi anggaran negara yang sangat besar untuk memberantas korupsi,” jelas Nicho.

Nicho mengatakan, dugaan korupsi bansos yang dilakukan elit PDIP merusak kehidupan berbangsa dan bernegara. “Maka tak heran sosiolog UI Thamrin Amal Tomagala pernah mengatakan, publik bisa menggugat ke MK untuk membubarkan PDIP,” pungkasnya.