Aparat kepolisian dalam menangani terduga teroris Makassar, Condet, Bekasi dan pembunuhan 6 Laskar FPI tidak objektif.
“Polisi cepat tanggap terkait identitas isu bom bunuh diri di Makasar, termask terduga anggota LPI bagian Ormas FPI. Namun lambat dalam menangani pembunuhan 6 Laskar FPI. Polisi sangat tidak objektif,” kata aktivis Mujahid 212 Damai Hari Lubis kepada www.suaranasional.com, Selasa (30/3/2021).
Menurut Damai, polisi yang terlibat dalam pembunuhan 6 Laskar FPI tidak terbuka namanya dan terlihat ditutup-tutupi. “Sampai sekarang info yang dirasakan oleh masyarakat amat tidak transparans, baik nama, unit maupun jumlah tersangkanya,” ungkapnya.
Damai mengatakan, polisi yang terlibat penguntitan terhadap Habib Rizieq Syihab sampai terjadi pembunuhan 6 Laskar FPI diberi surat tugas. “Ada sesuatu yang mesti dibuka ke publik untuk kebutuhan politis tertentu atau di luar unsur penegakan hukum,” jelas Damai.
Kata Damai, Polri nampak ambigu dan tidak proporsional dari sisi praktik pelaksanaan tugas dalam penegakan hukumnya, dan pastinya tidak equal sehingga meragukan hasilnya akan objektif, bila dikomparatif dari fenomena faktual penanganan perkara bom bunuh diri Makassar, terduga teroris Condet, Bekasi serta penanganan pembunuhan 6 Laskar FPI.