Sikap HRS tak Berubah, Pengamat: Bentuk Kecintaan Terhadap Bangsa & Negara

Sikap Habib Rizieq Syihab (HRS) yang tidak berubah setelah kepulangan dari Arab Saudi merupakan bentuk kecintaan terhadap bangsa dan negara.

“Setelah dari Arab Saudi, sikap HRS tidak berubah menunjukkan bentuk kecintaan terhadap bangsa dan negara,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada suaranasional, Selasa (10/11/2020).

Menurut Amir Hamzah, HRS tidak mempunyai niat untuk merusak negara Indonesia. “Gagasan yang disampaikan HRS agar pemerintahan ini sesuai dengan Pancasila dan UUD 45,” jelas Amir Hamzah.

Amir mengatakan, HRS yang mengkritik penguasa sebagai bentuk kecintaan terhadap negara dan jangan dianggap musuh oleh Rezim Jokowi. “Selama ini pemerintah menganggap musuh yang berbeda pendapat. Justru dengan perbedaan pendapat bisa menjadi akrab,” ungkapnya.

Kata Amir Hamzah HRS sudah terbiasa dengan perbedaan pendapat dan tidak bermusuhan karena pernah sekolah di SMP Kristen Bethel Petamburan. “HRS ikut menikmati pendidikan non muslim, keislamannya tidak berkurang, bisa berhubungan baik dengan nonmuslim. Toleransi dan kebersamaan sudah dijalankan HRS dan tokoh-tokoh Islam lainnya. belum ada tokoh nonmuslim yang menilai negatif HRS,” papar Amir Hamzah.

Selain itu, ia menilai belum ada penyambutan kepala negara seperti yang dilakukan terhadap HRS. Para penjemput HRS datang secara sukarela di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.

“Kepala negara dari luar negeri tidak ada yang menyambut seperti ini. Belum ada tokoh nasional yang disambut seperti HRS. Mereka datang secara sukarela tanpa ada yang memobilisasi secara paksaan, ada dapur umum, bekal sendiri, ada rombongan dari luar Jakarta. Ini sebagai bela negara yang tinggi apa yang diperjuangan HRS untuk kepentingan bangsa dan negara, jelasnya.

Momentum kehadiran HRS di Indonesia, kata Amir Hamzah bisa membawa persatuan Umat Islam. “Harusnya umat Islam memperjuangan satu partai saja,” pungkas Amir Hamzah.