Matikan Mik, Pengamat: Puan tidak Pancasilais & Bungkam Wakil Rakyat dari Demokrat

Ketua DPR Puan Maharani membungkam wakil rakyat dari Partai Demokrat Irwan dengan mematikan mikrofon saat putra asal Kalimantan Timur mengkritisi dan menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

“Puan Maharani sudah membungkam wakil rakyat dari Demokrat Irwan dengan mematikan mikrofon. Sikap Puan Maharani itu tidak Pancasilais,” kata pengamat politik Nazar El Mahfudzi kepada suaranasional, Selasa (6/10/2020).

Kata alumni Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, rakyat sangat malu mempunyai Ketua DPR Puan Maharani yang tidak menghargai pendapat orang lain. “Padahal di DPR itu tempat untuk adu argumentasi, namun Puan tidak bisa menerima perbedaan pendapat,” jelas Nazar.

Menurut Nazar, kejadian mematikan mikrofon telah mencoreng nama DPR sebagai lembaga wakil rakyat. “Sangat terlihat, DPR sudah bukan menjadi wakil rakyat tetapi wakil kepentingan pengusaha melalui UU Omnibus Law Cipta Kerja,” papar Nazar.

Nazar mengatakan, wakil rakyat di DPR sudah tidak mendengar aspirasi buruh dan rakyat yang menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja. “Rakyat akan mencatat partai-partai yang mendukung RUU Omnibus Law Cipta Kerja,” pungkasnya.

Ketua DPR Puan Maharani mematikan mikrofon anggota Fraksi Partai Demokrat (PD) saat rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja ramai dibahas di media sosial. Ini terjadi saat penyampaian interupsi.

Kejadian Puan mematikan mikrofon, ketika Azis Syamsuddin sebagai pimpinan sidang meminta Irwan tegas menyampaikan substansi interupsinya. Azis menilai substansi sudah disampaikan oleh Irwan.

“Pimpinan, belum, UU ini berpotensi makin memperparah kerusakan lingkungan, kemudian menghilangkan kewenangan-kewenangan kami di daerah, menghilangkan hak-hak rakyat kecil,” tukas Irwan lagi, yang masih terus ingin menyampaikan interupsinya.

Azis kemudian terlihat berbisik-bisik dengan Puan yang ada di sebelahnya. Tak lama, Puan memencet tombol yang ada di mejanya.

“Kawan-kawan, kalau mau dihargai, tolong…,” kata Irwan yang kalimatnya kemudian terputus setelah Puan memencet tombol.