Umur Panjang Adalah Modal

KH Luthfi Bashori

Umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Jadi, panjang tidaknya usia seseorang itu diukur dari tahun kelahirannya hingga tahun diadakan perhitungan. Yang demikian ini tiada lain diberlakukan pada usia biologis setiap orang.

Shahabat Mu’awiyah RA mengatakan, “Rasulullah SAW wafat pada usia ke-63, begitu juga Sayyidina Abu Bakar RA dan Sayyidina Umar bin Khattab RA. Saat ini saya telah berusia 63 tahun.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Menurut sebuah analisa, bahwa umur yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW itu tidak jauh-jauh dari 63 tahun, seperti yang diberikan kepada Rasulullah SAW dan beberapa orang dari kalangan para shahabat RA.

Walaupun ada pula dari kalangan para shahabat, seperti Sayyidina Anas bin Malik, yang usianya sanagt panjang hingga 107 tahun menurut sebagian pendapat.

Dalam riwayat yang lain, Sayyidina Abu Shofwan Abdullah bin Busrin Al-Aslamiy RA mengungkapkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik juga amal perbuatannya.” (HR. Tirmidzi).

Jika seseorang diberi umur panjang, maka hendaklah ia mempergunakan usianya itu dengan sebaik-baiknya, karena umur panjang itu adalah modal untuk meraih kebaikan serta keridhaan dari Allah SWT.

Penting juga bagi umat Islam di usia menginjak tua, untuk menjaga kesehatan, terutama kesehatan rohani di samping menjaga kesehatan jasmani. Dinamakan manusia itu sempurna, selagi akalnya sehat. Karena jika seseorang memiliki raga yang sehat, namun tidak disertai oleh akal yang sehat, maka lebih cenderung dikelompokkan dalam golongan orang-orang gila, walaupun gila itu sendiri sifatnya bertingkat-tingkat.

Sebaliknya, seseorang yang memiliki akal sehat, namun raganya sering sakit-sakitan, maka akan dikelompkkan dalan golongan orang-orang yang lemah jasmani. Padahal dalam Islam itu dinyatakan, “Orang Islam yang kuat jauh lebih mulia dibanding orang Islam yang lemah.”

Sayyidina Anas bin Malik RA memberitahukan, “Postur tubuh Rasulullah SAW tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Kulit beliau tidak terlalu putih dan tidak gelap. Rambut beliau tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus tergerai. Allah SWT mengutus beliau ketika beliau berusia empat puluh tahun. (Setelah itu) beliau tinggal di Mekkah selama sepuluh tahun, di Madinah sepuluh tahun, dan wafat ketika beliau memasuki usia ke-60 (tepatnya usia 63 th), sementara uban di rambut dan jenggot beliau kurang dari dua puluh helai.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).

Artinya, saat Rasulullah SAW wafat itu, jiwa dan raga beliau SAW dalam keadaan yang sangat prima, karena beliau SAW itu pandai menjaga kesehatan