Serba-Serbi Pengunjung Sidang Kivlan Zen


Ada yang menarik dalam persidangan Kivlan Zen di PN Jakarta Pusat. Selain dipenuhi oleh polisi berseragam dan pakaian preman, juga dipenuhi oleh zimpatisan.



Bila ditanya kenapa banyak kelompok emak-emak militan yang datang, apa yang menarik anda untuk datang ke Persidangan KZ?





“Mau melihat langsung proses persidangannya,” jawab Milan, salah seorang ibu yang rajin hadir ke persidangan.



Menurut Milan  kesan apa yang disimak selama ini, di ruang sidang peserta sidang seperti diintimidasi oleh pihak aparat, padahal urusan hukum sudah dilimpahkan ke pengadilan mengapa pula puluhan aparat hadir seakan mengawasi persidangan seorang teroris atau orang berbahaya lainnya.



Ia mengaku datang tanpa ada yang memobilisasi kedatangannya ke PN Jakarta Pusat. “Ini inisiatif saya sendiri datang ke sini,” lanjut Milan.



Ia pun menilai tidak pantas  seorang KZ dianggap sebagai Dalang aksi Mei 2019 perencanaan pembunuhan tokoh, karena waktu itu rakyat yang punya inisiatif sendiri yang mau ikut Aksi Mei 2019.



“Di Mata saya Pak Kivlan baik dan patriot bangsa. Ia berdiri paling depan menyuarakan keadilan atas ketimpangan dan kebohongan serta kecurangan Pemilu 2019,” kata Milan.



Sementara itu, pengunjung lainnya Dimas berpendapat bahwa yang  menarik  mengikuti persidangan karena sidang Kivlan Zen merupakan sidang pertaruhan hak rakyat yang terampas dan bentuk ketidak-adilan di negeri ini.



“Makanya kita rakyat yang  peduli negeri ini datang memberi suport . Persidangan selama ini kesannya main main cuma memaksakan suatu kasus yang gak penting,” kata Dimas.



Untunglah ketua hakimnya terlihat fair dan bertindak profesional. Melihat sikap ksatria Kivlan Zen.



“Saya tidak yakin kalau beliau sebagai dalang kejahatan. Justru ia dibuat repot untuk mengalihkan isu perlakuan tidak manusiawi terhadap para demonstran 21-22 Mei 2019 dan kejadian kematian ratusan orang pasca pencoblosan surat suara di TPS seluruh Indonesia,” kata Dimas lebih lanjut.



Menurut Dimas  aksi itu pun juga spontan dari rakyat dan itupun karena akibat KPU yang tidak profesional  dalam menyelenggarakan pesta pemilu 2019. Akibat curang makanya rakyat marah dan protes dengan aksi depan Bawaslu Pusat.