Jejak Hitam drh Indro Cahyono yang Klaim Ahli Virologi & Bicara Corona

Seorang yang mengklaim ahli virologi drh Indro Cahyono mempunyai jejak hitam dalam karirnya di Badan Penelitian Veteriner (Balitvet), sebuah unit yang berada di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Kementerian Pertanian.

Suaranasional mendapatkan informasi dari peneliti di Balitvet yang tidak mau disebutkan namanya bahwa Indro Cahyono mempunyai kelakuan buruk di lingkungan kerjanya.

“Sewaktu mendapatkan tugas belajar di Adelaide, Australia justru bekerja dan tidak diselesaikan sekolahnya,” ungkap sumber itu.

Kata Sumber itu mengatakan, rekan kerjanya yang mengurus untuk kebutuhan belajar di Adelaide pernah diludahi. “Dia pernah ludahi orang yang membantu untuk mengurus tugas belajar di Australia,” paparnya.

Menurut sumber itu, Indro Cahyono suka menjelekkan Balitvet atas tuduhan hanya mengambil uang proyek penelitian tetapi tidak untuk peternak.

Dalam wawancara suara.com, Indro menilai Balitvet terlalu birokratis untuk mengurusi peternak yang sedang menghadapi wabah.

“Kalau misalnya, dengan kondisi dulu ya, ada wabah di peternak itu ditangani di daerah, kalau nggak bisa ditangani dibawa ke lab daerah. Dari lab daerah nggak bisa atasi, dibawa lagi ke lab pusat. Kalau nggak bisa nangani lagi baru dibawa ke Balitvet. Dan itu perlu waktu lama. Seringkali dua minggu dan biasanya juga penyakit yang ada di peternak jarang sekali mendapat reaksi cepat dari birokrasi yang di sana. Kecuali kalau ada ekspos media,” ungkapnya.

Namun sadar birokrasi yang ada terlalu sulit, Indro pergi ke lokasi wabah tanpa izin dari Balitvet.

“Dari Balitvet di kantor Bogor, pejabat yang ada di sana selalu melakukan hal itu karena dianggap melanggar disiplin. Umum ya biasanya satu bulan atau dua minggu sekali biasanya saya dipanggil buat di sidang di sana. Bukan masalah buat saya juga,” tuturnya.

Pada sekitar tahun 2018, Indro pun memilih keluar dari Balitvet dan menjadi peneliti di kantor swasta.

Indra Cahyono juga membuat pernyataan kontroversi Virus Corona sudah ada sejak nabi Isa atau 200 tahun sebelum Masehi.

Pernyataan Indro Cahyono dibantah, Dicky Budiman, dokter sekaligus ahli epidemiologi penyakit menular yang diwawancarai Tempo.

Menurut Dicky, klaim Indro Cahyono, viris corona sejak Nabi Isa tidak memiliki referensi ilmiah. Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa virus Corona sudah ada sejak lama. Tapi hal itu berlaku untuk jenis virus Corona pada hewan, bukan manusia. Virus Corona pada hewan berbeda dengan virus Corona pada manusia.

Mengutip penelitian Jeffrey Kahn, doktor di Yale University School of Medicine, pada 2005 yang berjudul “History and Recent Advances in Coronavirus Discovery”, virus Corona pada manusia baru teridentifikasi pada 1965 ketika Tyrrell dan Bynoe menemukan virus bernama B814 yang menyebabkan sebagian besar infeksi saluran pernapasan atas pada anak-anak.

Kemudian, sejak 2003, setidaknya terdapat lima jenis virus Corona baru pada manusia yang telah diidentifikasi, termasuk virus Corona yang menyebabkan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus Corona penyebab Covid-19 sendiri muncul pertama kali di Wuhan, Cina, pada Desember 2019 dan kemudian menjadi pandemi hingga saat ini.