Saat Corona, Masyarakat Jabodetabek Tolak Penghentikan KRL

Masyarakat Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) menolak penghentikan KRL Commuter Line saat tersebarnya virus corona baru (Covid-19).

Beberapa warga Jabodetabek kepada suaranasional menolak penghentikan KRL Commuter Line karena masih bekerja.

Wardati (28) warga Bogor yang sehari-hari bekerja perawat di Jakarta tidak setuju KRL dihentikan. “Saya tiap hari bekerja naik KRL, kalau dihentikan bisa mengganggu kerja saya,” ungkapnya.

Kata Wardati, pembatasan waktu operasi KRL lebih tepat di saat corona. “Karena ada pekerja yang harus ke kantor dan menggunakan KRL,” jelasnya.

Pendapat senada diungkapkan Zamroni (35) warga Bekasi yang tiap hari menggunakan transportasi KRL bekerja di Jakarta. “Saya bekerja di bank dan harus ngantor. Kalau dihentikan justru merepotkan,” paparnya.

Budiman (29) warga Tangerang menolak keras penghentikan KRL selama corona. “Yang penting ada pembatasan penumpang, disediakan cuci tangan. Semua harus menggunakan standar WHO. Kalau dihentikan justru merugikan KRL dan karyawan yang masih bekerja,” jelas Budiman.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya telah mengusulkan penghentian sementara operasi KRL ini kepada Menteri Perhubungan ad interim Luhut Binsar Pandjaitan.

“Saya telah mengusulkan kepada Menteri Perhubungan ad interim untuk operasi Kereta Commuter dihentikan dulu selama kegiatan PSBB berlangsung,” kata Anies di Jakarta, Kamis (16/4).

Selama ini, ujar Anies, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pembatasan-pembatasan operasional moda transportasi yang dikelola DKI Jakarta, seperti Transjakarta, MRT dan LRT.