Minta Rakyat tak Reaktif TKA Tiongkok, BPIP Rasa China

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menjadi rasa China karena melarang rakyat reaktif keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu.”Staf Khusus BPIP Romo Benny Susetyo meminta rakyat tak reaktif keberadaan TKA China Bandara Haluoleo, Kendari. Itu menandakan BPIP rasa China,” kata pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Rabu (18/3/2020).Menurut Huda, Romo Benny sebagai tokoh Katolik mengajarkan teologi pembebasan. “Ini Romo Benny tercengkraman kekuasaan dan pengusaha serta tidak memikirkan rakyat,” ungkapnya.Kata Huda, BPIP hanya menjadi alat legitimasi pengusaha untuk menindas rakyat. “Kalau Pancasila yang benar itu menolak keberadaan TKA China,” jelas Huda.Huda mengatakan, BPIP tidak gunanya karena justru membela keberadaan TKA China. “Lebih baik BPIP dibubarkan saja karena menghabiskan anggaran negara,” ungkapnya.Masyarakat dihimbau agar tidak terlalu reaktif menyikapi informasi di media sosial yang justru berpotensi menimbulkan kepanikan berlebih ditengah masyarakat itu sendiri. Hal itu menyusul video viral 49 warga negara China berada di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu.Demikian disampaikan Staff Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/3).”Masyarakat jangan terlalu reaktif, situasi yang semacam ini membuat kepanikan berlebihan,” ujar Romo Benny.Romo Benny mengatakan, informasi yang berpotensi mengarah pada kepanikan sedianya tidak perlu digembar-gemborkan. Meskipun, pemerintah pusat dan daerah juga mesti melakukan langkah antisipatif terkait hal tersebut.”Maka sekarang saatnya hal yang positif, bagaimana kita memviralkan solidaritas kemanusiaan dimana-mana,” katanya.