Curhat Sri Mulyani Soal Gaji Kecil Namun Urus Uang Rp2.500 T

Menteri Keuangan Sri Mulyani ‘curhat’ kepada pengusaha. Ia mengatakan sebagai bendahara negara, tugasnya mengatur uang Rp2.500 triliun.

Uang tersebut kata Sri Mulyani, jauh lebih kecil dibanding dengan yang dikelola oleh pengusaha. Meskipun mengelola uang besar, Sri Mulyani mengatakan gaji yang ia terima lebih kecil dibanding pendapatan pengusaha.

“Gaji saya dibandingkan dengan gaji CFO (Direktur Keuangan) bapak ibu pasti lebih tinggi CFO bapak ibu, yang di situ overpaidkayaknya,” kata Sri Mulyani di hadapan kalangan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pada Jumat (7/2).

Ia juga sempat curhat colongan alias curcol tentang beratnya tanggung jawab seorang menteri keuangan mengatur bisnis birokrasi di seluruh Indonesia.

“Saya tanya bapak ibu di sini, anak buahnya 5.000, 10 ribu, atau 1 juta orang, what ever. Tapi pasti kalau bapak ibu sekalian mengurus SDM dan birokrasi manajemen pusing kan? Ya, alhamdulilah saya ada temannya,” katanya.

Atas dasar beban itulah, ia meminta kepada pengusaha untuk bisa bekerja sama dengannya. Kerja sama yang dimintanya dari pengusaha; membayar kewajiban pajak sesuai jadwal dan aturan.

Permintaan ia sampaikan terkait waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak.

Untuk diketahui, batas akhir penyampaian SPT Pajak untuk wajib pajak (WP) orang pribadi pada 31 Maret setiap tahunnya. Sedangkan, penyampaian SPT Pajak untuk WP badan pada 30 April.

“Dalam spirit (semangat) untuk saling percaya, saya mengingatkan, tanggal 31 Maret jangan lupa bayar pajak untuk orang pribadi, kalau perusahaan masih sampai 30 April,” katanya.

Ia juga berpesan agar WP orang pribadi mulai mencicil pembayaran mulai dari sekarang. Hal ini mengantisipasi gangguan sistem pada akhir periode jika banyak WP yang menangguhkan kewajiban bayar pajak di akhir periode.

“Katanya online, katanya gampang, ya kalau semua orang nge-jam (gangguan). Sebanyak 40 juta orang (wajib pajak) that is impossiblebuat kami. Jadi please do it now, mulai dari sekarang,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, bendahara negara juga meminta pengusaha untuk membangun optimisme. Meskipun, ia tidak menampik kondisi ekonomi tahun ini cukup menantang. Berbagai sentimen global, lanjut dia, masih menghantui laju laju ekonomi dunia sehingga turut mempengaruhi ekonomi domestik.

Di tengah tekanan tersebut, ia menegaskan pentingnya membangun kepercayaan antara pengusaha dan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik.

“Saya butuh confidence (kepercayaan) dari bapak ibu, jangan ikut cerita gloomy, jangan ikut sebarkan hoaks yang pesimis. I mean(maksud saya) kita di sini saling memperkuat. tidak ada yang mengatakan dunia itu tenang tidak ada, yang bisa kami jamin adalah hubungan kepercayaan pemerintah dan pengusaha,” katanya.

(ulf/agt/Cnnindonesia)