Mari kita pikir ke depan Buat bangsa dan negara ini…
Sudah cukup semua sandiwara demokrasi itu.
Ada tantangan yang lebih besar untuk kawan kawan aktivis RELAWAN BANGSA, yakni menghadapi soal masa depan Kehidupan berbangsa kita yang sangat mencemaskan di hampir semua sektor lini kehidupan.
Daulat politik, ekonomi, hukum, ideologi, sosial kebudayaan, dan militer. Berangsur angsur tapi pasti mulai tergerus ke arah liberalisasi, individualisasi, dan kapitalistik hegemoni arus global asing dan aseng..
Nation state kita sebagai bangsa mulai terancam, sementara politisi kita sebagai pimpinan politik yang dipercaya oleh rakyat hanya menjadi proxy/alat perantara para kaum pemilik modal.
Partai partai tumbuh menjadi mesin robot dari remote kontrol para tuannya, sementara rakyat kita semua hanya jadi bahan eksplotasi dalam pemilu dan pilkada.
Pranata hukum kita macet, tajam kebawah tumpul ke atas, ditengarai menjadi alat kekuasaan para penguasa dan pemilik modal.
Pranata ekonomi kita, telah menjadi neo ekonomi imprealism bagi kehidupan ekonomi rakyat kita, ekonomi negara hanya bergerak dari si miskin untuk si kaya.
Kekayaan alam kita yang tiada banding yang mana seharusnya tumbuh untuk mensejahterakan rakyat kita, tapi kenyataannya terus mengalir keluar Indonesia dan memperkaya pada segelintir orang dan kelompok etnis saja.
Sementara militer sebagi kekuatan satu satunya yang dimiliki negara sebagai alat utama menjaga NKRI, mulai keropos dan kehilangan arah jati diri, gamang dan terombang ambing diantara pemodal dan penguasa politik semata.
Rakyat akhirnya berjuang sendiri, mencari kehidupannya yang semakin keras dan tak menentu hidup.
Kita kembali diingatkan kalimat yang sering dikutip Bung Karno, “explotation de l’homme par l’homme, penghisapan dan penindasan manusia atas manusia.
NKRI tidak mampu berbuat adil dan beradab bagi seluruh rakyatnya.
Sudah lah…
Mari memperkuat diri atas perjuangan kerakyatan kita, karena kekuatan oposisi sejati kembali kewatak aslinya ada dan di mulai dari parlemen jalanan sebab institusi politik di parlemen telah lumpuh untuk rakyat .
Kita sudah muak ditipu dari pilkada ke pilkada dan pemilu ke pemilu, tapi rakyat kita tetap gigit jari.
Wartawan atau jurnalism sebagai corong demokrasi yang seharusnya kritis untuk membela rakyat pun telah dibeli oleh tuan pemodalnya.
Hayo kuatkan hati dan keyakinan kita bersatu melangkah..
Salam Bangkit melawan atau punah… !!
Muhammad Nur Lapong SH
Direktur Eksekutif LBH ForJIS