Saat ini ada upaya politik adu domba antar masyarakat seperti yang dilakukan saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
“Ketika ada emak-emak asli demo penguasa, muncul emak-emak KW. Saat emak-emak asli demo, muncul emak-emak KW ikut demo,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (12/9).
Menurut Muslim, gerakan emak-emak pro penguasa tidak orisinil dan hanya bayaran.
“Berbeda dengan emak-emak kalangan oposisi ini asli dan bukan bayaran. Kalangan emak-emak kelas menengah dan dari segi ekonomi sudah mapan tapi memperjuangkan nasib rakyat,” jelas Muslim.
Ia mengatakan, kelompok emak-emak harus hati-hati dalam menghadapi penguasa karena mempunyai perangkat dan jaringan kekuasaan.
“Jangan sampai ada benturan dengan kelompok emak-emak pro penguasa. Ada skenario untuk membenturkan,” papar Muslim.
Menurut Muslim, ketika ada gerakan #2019GantiPresiden maka ditandingi namun massanya kalah jauh dengan kelompok oposisi. “Ada juga penguasa memanfaatkan mahasiswa yang menolak #2019GantiPresiden. Mahasiswa yang menolak ganti presiden menjadi bahan tertawaan kalangan aktivis,” pungkasnya.